EMPOLI – Presiden Empoli, Fabrizio Corsi, mengonfirmasi Maurizio Sarri akan resmi ditunjuk sebagai pelatih Juventus pada Sabtu 15 Juni 2019. Mantan bos Sarri ketika bertugas di Empoli itu mendapat bocoran dari salah satu petinggi manajemen Bianconeri –julukan Juventus.
Peluang Juventus mendapatkan Sarri cukup besar. Sebab, Chelsea selaku klub pemiliki Sarri disinyalir tak tertarik melanjutkan kerja sama dengan pelatih berusia 60 tahun tersebut. Akan tetapi, Chelsea tak mau begitu saja melepas Sarri ke klub lain.
Chelsea membanderol Sarri di angka 5 juta euro atau sekira Rp80,4 miliar. Menjadi masalah karena sejauh ini, Juventus belum bersedia membayar kompensasi sisa kontrak Sarri yang berlaku hingga 30 Juni 2021.
Meski begitu, manajemen Juventus berkata kepada Corsi bahwa kesepakatan antara mereka dengan Chelsea akan rampung pada Sabtu 15 Juni 2019. Menurut laporan media-media Italia, Sarri akan diperkenalkan sebagai pelatih Juventus di hari tersebut.
Sarri akan menandatangani kontrak selama tiga tahun bersama Juventus. Di setiap tahunnya, Sarri akan menerima bayaran 6 juta euro atau sekira Rp96,6 miliar.
“Masalah bagi Sarri untuk keluar dari Chelsea? Ia saat ini kerap menggerutu dan sedikit pesimis untuk pergi dari Chelsea. Namun, manajemen Juventus mengatakan kepada saya bahwa pada hari Sabtu, mereka akan menyelesaikan transfer Sarri,” kata Corsi mengutip dari Calciomercato, Kamis (13/6/2019).
England assistant coach Bev Priestman has described boss Phil Neville as having “world-class” man-management skills and feels that together they make for a winning combination.
Neville took on his first managerial post when he was appointed to lead England’s women’s team in January 2018.
The Lionesses, who face Argentina in Le Havre on Friday in their second World Cup Group D fixture, have subsequently had 12 victories and four draws in 20 matches under the former Manchester United, Everton and England player, and they won the SheBelieves Cup earlier this year.
Bev Priestman worked with the Canada women’s set-up before joining England (Mike Egerton/PA)
Priestman was brought in as Neville’s assistant last summer having previously been with Canada’s set-up.
She worked as head coach of Canada’s under-17s and assistant coach for the senior team, most notably helping them win bronze at the Rio 2016 Olympics. In the latter role, she worked alongside Englishman John Herdman, who is now the boss of Canada’s men’s side.
When asked how different Neville was to Herdman, Priestman said: “I think they are very different. They’ve had very different paths.
“My background’s been more down the John Herdman sort of path. So coming across to work with Phil, I think it’s a great combination.
“Phil is a world-class man-manager, he has worked under the best manager in history (Sir Alex Ferguson), he’s played the game at the highest level, and I think that sort of confidence, when you’re alongside someone who’s won and nothing fazes him in that sense, as a staff member it really gives you a lot of confidence to just do your job and deliver.
“Under John (who was manager of the New Zealand women’s team from 2006 to 2011 and then Canada’s until 2018) – he’s had a lot of experience, a lot of tournaments and he’s detailed.
“You put me and Phil together and I hope it’s a pairing to bring England some success.”
Priestman says she and Neville “complement each other” and that he is the “most open guy that I’ve met”.
“He recognises my experiences and draws on them and uses them,” she said.
“I think I’ve brought the learnings across tournaments. So when you get to a game that really matters, seven games in, 50 days on the road – you have to be prepared for that in your first training session, and getting that balance right.
“Things like that, how FIFA works, those are probably the areas I’ve brought, as well as the women’s game, and knowledge of other countries, how they play.
“I definitely think Phil’s area he has brought me is his man-management, he is world-class at that and you have to allow him the time, to not have him bogged (down) in the details, so he can get the best he can out of every player.”
Ahead of Sunday’s 2-1 win against Scotland, Neville spoke of this World Cup being “the biggest thing I’ve ever done”.
And Priestman said: “He’s taking it in his stride, but I can see the excitement in his eyes. You know he’s had Champions Leagues and everything but I genuinely believe, and I’ve heard him say it, that this is the biggest thing he’s ever done.
“He eats, sleeps and breathes the Lionesses, and I think that’s refreshing. The girls feel that and they will run through a brick wall for him.”
KUALA LUMPUR: Teka-teki berhubung spekulasi mengenai persaraan jaguh badminton negara Datuk Lee Chong Wei bakal terjawab esok.
Menerusi satu jemputan daripada Persatuan Badminton Malaysia (BAM), pemain berusia 37 tahun itu akan mengadakan satu sidang media khas di Menara KBS, Putrajaya pada 12.30 tengah hari.
Sidang media itu turut dihadiri Menteri Belia dan Sukan Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dan Presiden BAM Datuk Seri Mohamad Norza Zakaria.
Jumaat lepas, media melaporkan Chong Wei yang juga bekas pemain nombor satu dunia dijangka membuat pengumuman berhubung masa depan kerjayanya, minggu ini.
Bagaimanapun, pemenang pingat perak Olimpik tiga kali itu menegaskan pengumuman hanya akan dibuat selepas mengadakan pertemuan dengan BAM dan barisan jurulatih.
Beliau sudah sebulan tidak menjalani latihan sejak mengambil cuti pada penghujung April lepas bagi menjalani pemeriksaan susulan di Taiwan.
Ia bagi mencegah kanser hidung yang dihadapinya menyerang kembali selepas mendapat nasihat doktor.
Antara pencapaian besar Chong Wei yang terus diingati adalah pingat perak temasya Olimpik bermula di Beijing 2008, diikuti London 2012 dan Rio de Janeiro 2016.
Beliau juga tiga kali muncul naib juara dunia bermula edisi 2011 di London, 2013 di Guangzhou dan 2015 di Jakarta.
LONDON – Chelsea sebenarnya masih memiliki Maurizio Sarri yang terikat kontrak bersama mereka hingga 30 Juni 2021. Akan tetapi, manajemen The Blues –julukan Chelsea– berencana menyudahi kontrak sang pelatih, dan mencari juru taktik anyar untuk menangani Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan musim depan.
Setidaknya ada lima pelatih yang dihubung-hubungkan dengan Chelsea saat ini. Sebut saja Nuno Espirito Santo (Wolverhampton Wanderers), Rafael Benitez (Newcastle United), Frank Lampard (Derby County), Jose Mourinho dan Massimiliano Allegri.
(Allegri tolak tawaran Chelsea)
Akan tetapi, nama yang disebut terakhir dilaporkan menolak tawaran Chelsea. Seperti diberitakan Calciomercato, Rabu (12/6/2019), Allegri tidak tertarik menangani Chelsea. Karena itu, jika dalam waktu dekat Chelsea belum kunjung mendapatkan pelatih baru, Juventus yang akan terkena imbasnya. Kenapa?
Sekadar informasi, Juventus sedang berupaya mendekati pelatih Chelsea, Sarri. Juventus bisa saja mendapatkan Sarri dengan status bebas transfer. Hal itu asalkan dalam waktu dekat, Chelsea mendapatkan pelatih anyar.
Padahal, rencana awalnya, Sarri bakal diumumkan sebagai pelatih anyar Juventus pada Kamis 13 Juni 2019. Kemudian pada Sabtu 15 Juni 2019, Sarri akan menandatangani kontrak tiga tahun bersama si Nyonya Tua.
Karena itu, jika hingga besok Chelsea belum kunjung mendapatkan pelatih baru, Juventus berpotensi telat mengumumkan Sarri sebagai juru taktik anyar mereka. Meski begitu, Juventus boleh berharap kepada Benitez. Sebab, Benitez disebut-sebut sudah mengadakan pertemuan dengan manajemen Chelsea dan siap membesut Willian Borges dan kawan-kawan.
Aaron Hughes bid an emotional farewell to football after Northern Ireland’s Euro 2020 qualifying win over Belarus.
The 39-year-old, who did not make the matchday squad for the game, told his team-mates in the dressing room of his decision to end a career in which he won 112 caps for his country, 48 of them as captain, and played at Euro 2016.
Though Hughes did not speak publicly, Northern Ireland captain Steven Davis – now only one cap behind Hughes after playing in the 1-0 win in Borisov – said: “Aaron spoke to us in the dressing room after the game and he was a little bit emotional, which is understandable.
“He has been a huge player for us over many years, such a consistent performer, and he will be remembered as a proper legend.”
The Cookstown-born player came through the ranks at Newcastle and played more than 200 games for the club before spells with Aston Villa and Fulham.
Later in his career, he spent time with QPR, Brighton, Melbourne City and the Kerela Blasters in India before heading to Hearts.
At Euro 2016 he became the first outfield Northern Irish player to earn 100 caps.
His last Northern Ireland appearance came in last summer’s trip to Central America, where he played in friendlies against Panama and Costa Rica.
But Hughes, who turns 40 in November, draws a line under his career after a season in which he played only seven times for Hearts, where he is out of contract this summer
“To keep playing for as long as he has and show the desire he has in recent years sets such a positive example to the other players, particularly the younger lads,” Davis added.
“Aaron still looks as if he could play on for a couple more years, but if he has made a decision to retire, we’ve got to respect that and wish him well.”
KUALA LUMPUR: Persatuan Badminton Malaysia (BAM) sedang mempersiapkan barisan pemain muda jika jaguh badminton negara Datuk Lee Chong Wei mengambil keputusan untuk bersara dari arena badminton tidak lama lagi.
Pengarah kejurulatihan BAM, Wong Choon Hann berkata, selain tiga pemain senior – Lee Zii Jia, Cheam Jun Wei dan Soong Joo Ven – mereka juga menampilkan beberapa pemain baharu yang berbakat seperti Ng Tze Yong, Aidil Sholeh Ali Sadikin dan Lim Chong King yang diserapkan ke skuad senior awal tahun ini.
Turut disenaraikan dalam barisan yang bakal ditampilkan ialah Leong Jun Hao, Muhammad Ziyad Md Tah, Tan Jia Wei dan Lim Chi Wing.
Spekulasi mengenai persaraan Chong Wei bertiup kencang selepas pemenang pingat perak Olimpik sebanyak tiga kali itu dilaporkan telah bertemu presiden BAM Datuk Seri Mohamad Norza Zakaria dan para jurulatih untuk membincangkan masa depannya.
“Zii Jia menunjukkan kemajuan yang memberangsangkan. Bagi Cheam dan Soong, kami telah menyaksikan beberapa peningkatan tetapi belum mencukupi berbanding apa yang telah dicapai oleh Zii Jia sejak enam bulan terakhir hingga satu tahun,” kata Choong Hann.
“Bagi pemain muda, mereka berpotensi. Mereka berusaha keras untuk membina penampilan, berat badan dan meningkatkan kekuatan. Dan mereka dapat menyesuaikan dalam slot senior dan intensiti latihan sekarang. Kami akan meneruskan usaha untuk membina kekuatan mereka,” kata beliau kepada pemberita di Akademi Badminton Malaysia di Bukit Kiara pada Selasa.
Choong Hann menarik perhatian bahawa jabatan kejurulatihan sedang menyesuaikan perancangan pertandingan untuk memberi lebih banyak peluang kepada pemain-pemain berkenaan untuk beraksi pada kejohanan bagi meningkatkan prestasi mereka.
Tetapi, beliau mengaku bahawa ia agak sukar untuk beraksi pada International Series (IS) atau Cabaran Antarabangsa (IC) tanpa platform atau ranking yang tinggi.
“Kami mendapati sukar untuk menimba pengalaman tanpa dapat beraksi. Kami menyesuaikan perancangan pertandingan agar mereka diberi peluang beraksi untuk memperbaiki diri mereka. Mereka telah giat menjalani latihan dan memperoleh slot untuk beraksi pada pertandingan.
“Kami sedang mengenal pasti kira-kira enam hingga lapan pertandingan dalam tempoh enam bulan ini. Menjelang akhir tahun ini, banyak persaingan serantau adalah seperti kejohanan utama. Kami sedang menyesuaikannya untuk mengasah bakat mereka, ” katanya.
Choong Hann berkata sudah tiba masanya bagi pemain-pemain berkenaan mula untuk mempamerkan pencapaian yang membanggakan atau memberi cabaran kepada beberapa pemain ranking lebih tinggi.
Beliau berkata jika pemain mengekalkan pencapaian cemerlang mereka, mereka bakal menjadi pemain yang berkaliber dalam masa satu atau dua tahun.
“Sekiranya mereka beraksi di peringkat akhir, atau mungkin memenangi IC atau IS, itu boleh menjadi ukuran bagi menuilai pencapaian mereka. Mereka harus mula menunjukkan pretasi yang baik berdasarkan pemerhatian pasukan kejurulatihan kami, dalam tempoh satu setengah tahun, ” kata beliau.
LONDON – Mantan pemain Liverpool, Steve Nicol, mengomentari kesusahan manajemen Manchester United untuk merekrut pemain besar ke skuad mereka saat ini. Nicol percaya situasi seperti itu takkan dialami Man United, andaikan mereka memiliki pelatih macam Josep Guardiola.
Sebagaimana diketahui, Man United memang masih berstatus sebagai salah satu tim papan atas di dunia saat ini. Akan tetapi nama besar Man United nampaknya mulai tidak terlalu dipandang oleh sebagian besar pada pemain bintang.
Hal tersebut terbukti dengan keharusan manajemen Man United berusaha lebih keras pada setiap bursa transfer untuk bisa meminang pemain incaran mereka. Bahkan beberapa kali juga Man United gagal mendapatkan pemain bidikannya.
Pada musim panas 2019 saja, Man United sendiri baru meminang Daniel James dari Swansea City dengan nilai transfer 18 juta euro atau sekira Rp290 miliar. Namun fakta James hanya berkiprah di divisi Championship belum membuat para pendukung Man United puas akan aktifitas transfer klub kesayangannya itu.
Nicol pun percaya bahwa situasi yang dialami Man United tersebut karena mereka tak memiliki sosok pelatih yang bisa menjadi magnet para pemain bintang. Berbeda dengan rival sekotanya, Manchester City, yang memiliki Guardiola untuk bisa meyakinkan para pemain besar bergabung.
“Saya kira terdapat perbedan siapa pelatih yang menangani tim dan saya kira anda lebih kesuliatan ketika para pemain tidak memahami kemampuan pelatih,” ucap Nicol, seperti dilansir dari Talksport, Selasa (11/6/2019).
“Ya, ini memang Manchester United (yang merupakan sebuah klub besar). Akan tetapi di dunia sepakbola seperti saat ini mereka mungkin hanya pilihan ke tujuh dalam daftar pilihan klub,” sambungnya.
“Jadi, ya, dua hal itu berpengaruh, dan jika ada Pep Guardiola sebagai pelatih MU, itu bakal membuat perbedaan. Apabila Ole Gunnar Solskjaer yang melatih, saya kira pemain akan berpikir dua kali,” tuntas pria berusia 57 tahun tersebut.