Lukaku Dinilai Lebih Cocok untuk Juventus daripada Dybala

TURIN – Eks pemain Juventus, Nicola Amoruso, menilai penyerang Manchester United, Romelu Lukaku, lebih cocok untuk tim yang bermarkas di Allianz Stadium itu daripada Paulo Dybala. Kelebihan utama Lukaku dibandingkan Dybala di mata Amoruso adalah kekuatan fisik.

Lukaku yang bertubuh tinggi besar menawarkan kekuatan untuk lini depan Bianconeri –julukan Juventus. Sementara itu, Dybala lebih mengandalkan teknik untuk mengolah si kulit bundar untuk menutupi kekurangannya dalam fisik.

Romelu Lukaku (Foto: Premierleague)

Kendati demikian, bukan berarti Lukaku kalah dalam hal mengolah si kulit bundar dari Dybala. Amoruso menilai Lukaku juga memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengolah bola dengan kedua kakinya.

Selain itu, Amoruso juga melihat keberadaan Lukaku akan lebih membantu Juventus dalam mewujudkan ambisi menjuarai Liga Champions musim depan. Kekuatan fisik Lukaku juga akan membantu Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, untuk lebih bersinar di lini depan Juventus.

Menilik pada keuntungan yang akan dirasakan Juventus kelak maka Amoruso pun mendukung rencana pertukaran antara Dybala dengan Lukaku. Jika mendatangkan Lukaku dari Man United maka peluang Juventus untuik berprestasi musim depan lebih besar.

Paulo Dybala (Foto: Twitter/@juventusfc)

“Dia (Lukaku) adalah pemain yang memiliki kekuatan besar, terutama untuk Eropa. Sangat penting bagi Lukaku untuk berintegrasi dengan Ronaldo sehingga sang Portugis dapat memanfaatkan gerakan dan fisiknya,” ujar Amoruso, seperti yang dikutip dari Football Italia, Minggu (4/8/2019).

“Dia (Ronaldo) adalah tipe pemain yang bisa membuat perbedaan dengan segera. Jika dia tidak memiliki masalah untuk menetap, dia bisa menentukan dalam jangka pendek. Yang terpenting, dia akan menambahkan apa yang hilang di pertandingan Liga Champions,” tambah eks pemain Juventus itu.

“Dybala memiliki lebih banyak teknik, tetapi Lukaku jelas tidak kekurangan di departemen itu. Memang ia (Lukaku) menggabungkan teknik yang baik dengan fisik yang mengesankan. Dybala, sebaliknya, telah berjuang lebih, terutama di Liga Champions, untuk memaksakan tekniknya sendiri karena dia kurang dalam hal fisik. Saya pikir itu pilihan yang sangat beralasan oleh manajemen,” tutupnya.