Bersinar di Laga Inter vs Lecce, Candreva Sanjung Conte

MILAN – Antonio Candreva mencetak satu gol saat Inter Milan menang 4-0 atas Lecce di pekan pertama Liga Italia 2019-2020, Selasa (27/8/2019) dini hari WIB. Atas keberhasilannya mencetak gol dan bermain apik di laga tersebut, winger berpaspor Italia itu pun tidak segan menyanjung sang pelatih, Antonio Conte.

Candreva mengaku semenjak kehadiran Conte, suasana tim menjadi lebih kondusif. Selain itu di bawah arahan Conte juga, winger berusia 32 tahun itu terasa lahir kembali. Sebab, dalam pola 3-5-2 racikan Conte, Candreva bakal terus diandalkan sebagai wing back kanan andalan, sesuatu yang tidak didapatkannya sewaktu Inter ditangani Luciano Spalletti.

Antonio Candreva

Ambil contoh musim lalu, yang mana Candreva hanya turun di 18 laga Liga Italia bersama Inter. Padahal, mantan winger Lazio itu tidak terkena cedera berkepanjangan. Karena itu, kesempatan tampil yang diberikan Conte takkan disia-siakan Candreva.

Sebenarnya perpaduan Conte dan Candreva bukanlah hal yang baru. Sewaktu Conte menangani Tim Nasional (Timnas) Italia dalam kurun 2014-2016, posisi wing back kanan selalu dipercayakan Conte kepada Candreva.

“Saya senang atas gol yang saya cetak, namun terpenting tim saya meraih kemenangan. Mungkin sebuah kebetulan saya merasa terlahir kembali di bawah asuhan Conte. Ia adalah salah satu pelatih hebat yang ada di Italia,” kata Candreva mengutip dari Football Italia, Selasa (27/8/2019).

Antonio Conte

“Conte adalah pelatih yang tepat bagi semua pemain, bukan saya saja. Kami memberikan yang kami punya kepada mereka. Sebab, ia juga telah memberikan segalanya yang ia punya untuk kami,” lanjut Candreva.

Berkat kemenangan 4-0 atas Lecce, Inter untuk sementara memuncaki klasemen sementara Liga Italia 2019-2020. Inter saat ini berada di puncak dengan koleksi tiga angka, sama persis dengan tujuh tim lain yang juga meraih kemenangan di pekan perdana Liga Italia 2019-2020.

Griezmann Senang Barca Akhirnya Raih Tiga Poin Pertama di Liga Spanyol 2019-2020

BARCELONA – Pemain Barcelona, Antoine Griezmann, mengaku senang akhirnya timnya meraih tiga poin pertama di Liga Spanyol 2019-2020. Tiga poin itu didapatkan Barcelona saat berhasil mengalahkan Real Betis 5-2 di pekan kedua Liga Spanyol musim pada Senin (26/8/2019) dini hari WIB tadi.

Ya, Barcelona memang baru meraih tiga poin pertamanya di pekan kedua Liga Spanyol 2019-2020 lantaran pada pertandingan perdananya mereka justru kalah 0-1 dari Athletic Bilbao. Kekalahan itu pun membuat Barcelona banyak dicibir oleh banyak pihak.

Suasana laga Barcelona vs Betis

Griezmann dan rekan setimnya pun tak terima Barcelona dikritik seperti itu. Karenanya saat sebelum menghadapi Betis, para penggawa Blaugrana –julukan Barcelona– berlatih keras agas bisa tampil lebih baik.

Kerja keras itu akhirnya terbayarkan karena Barcelona menang 5-2 atas Betis dan berhak membawa pulang tiga poin pertama mereka di musim ini. Griezmann pun berharap penampilan di pertandingan kontra Betis tadi bisa terus terjadi di laga-laga selanjutnya.

“Setelah kekalahan itu (dari Bilbao), banyak komentar tentang kami. Jadi kami perlu kerja keras sebelum pertandingan di pekan ini. Akhirnya kami membuktikan bisa bangkit meski sempat tertinggal (dari Betis). Kami bisa bermain baik dengan menciptakan banyak peluang. Kami menikmati permainan kami dan berharap hal itu bisa terus terjadi,” kata Griezmann, melansir dari Marca, Senin (26/8/2019).

Aksi Griezmann saat sedang membela Barcelona

Griezmann yang dipercayakan menjadi ujung tombak Barcelona pada laga kontra Betis itu pun berharap rekan-rekan setimnya yang masih dibekap cedera bisa segera sembuh. Pasalnya ia ingin segera tampil bersama Lionel Messi dan Luis Suarez di lini depan jawara Liga Spanyol 2018-2019 tersebut.

Tuchel: PSG Takkan Mainkan Neymar Sebelum Situasinya Jelas

PARIS – Paris Saint-Germain (PSG) bakal menghadapi Toulouse di pekan ketiga Liga Prancis 2019-2020, pada Senin 26 Agustus 2019 dini hari WIB. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Parc de Princes itu, tampaknya PSG masih takkan diperkuat oleh megabintang mereka, yakni Neymar Jr.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh pelatih PSG, Thomas Tuchel. Ia belum mau memainkannya karena kondisi Neymar saat ini masih belum jelas, alias masih belum tahu apakah dia (Neymar) akan bertahan di PSG atau tidak.

Jadi selama situasi Neymar masih belum pasti, maka Tuchel tidak akan menggunakan jasa pemain asal Brasil tersebut. Sekali pun Neymar saat ini sudah dalam keadaan yang sangat fit untuk bermain.

“Neymar saat ini sedang dalam kondisi yang baik. Dia memiliki pekan yang baik bersama rekan satu timnya. Namun, pihak klub sudah sangat jelas, kami tidak akan memainkannya saat situasi (masa depan Neymar) masih belum jelas,” tegas Tuchel, mengutip dari Sportskeeda, Minggu (25/8/2019).

“Andai kata situasi Neymar sudah jelas, maka dia akan kami mainkan. Sebab situasi Neymar saat ini cukup meresahkan. Akan tetapi semua itu normal terjadi terhadap pemain bintang sepertinya,” tambahnya.

Situasi Neymar saat ini memang masih menjadi tanda tanya. Sebab ia dikabarkan masih diminati oleh dua klub Raksasa Spanyol, yakni Real Madrid dan Barcelona. Jadi selama bursa transfer musim panas 2019 masih terbuka sampai 2 September 2019, maka ada peluang Neymar bakal hengkang. Alasan itulah yang membuat Tuchel masih belum memainkan Neymar.

Raul Sempat Jadi Top Skor Madrid, Sebelum Akhirnya Dilewati Cristiano Ronaldo

SELAMA 16 tahun berkarier di Real Madrid, Raul Gonzalez menyumbangkan berbagai trofi kepada tim berjuluk El Real tersebut. Tepatnya Raul membantu Madrid meraih tiga gelar Liga Champions, 2 Piala Interkontinental, 1 Piala Super Eropa, 6 gelar Liga Spanyol, dan 4 Piala Super Spanyol.

Selain gelar klub, Raul pernah mendapatkan berbagai gelar individu seperti lima kali menjadi pemain terbaik dalam satu musim di Liga Spanyol dan juga tiga kali meraih pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol. Semua pencapaian Raul itu pun membuatnya disebut-sebut sebagai Pangeran Santiago Bernabeu karena sumbangsih luar biasanya kepada Madrid.

Raul Gonzalez

Bahkan, Raul pernah menyandang status sebagai pemain dengan rekor gol terbanyak di Madrid. Pasalnya, ketika Raul dijual Madrid ke Schalke 04 pada 2010 silam, pemain kelahiran 27 Juni 1977 itu tercatat mengoleksi total 325 gol dari 741 pertandingan di berbagai kompetisi bersama klub tersebut.

Dengan jumlah gol itu, Raul juga menjadi pencetak gol terbanyak Madrid di Liga Spanyol. Karena dari 325 jumlah golnya, 229 gol di antaranya diciptakan Raul di Liga Spanyol. Maka tak mengherankan dirinya layak disebut sebagai mesin pencetak gol utama Madrid kala itu.

Akan tetapi, semua rekor Raul itu dipecahkan oleh Cristiano Ronaldo. Pemain yang didatangkan Madrid pada Juli 2009 itu perlahan tapi pasti mulai menggusur Raul dari takhta pemain terbaik Los Blancos –julukan Madrid.

Awal mula Ronaldo memecahkan rekor Raul itu terjadi pada 2015. Kala itu, Ronaldo yang mencetak lima gol dari kemenangan Madrid 6-0 atas Espanyol menggenapkan golnya menjadi 231 gol di Liga Spanyol. Jumlah 231 gol itu melampaui catatan yang dibuat Raul, yakni 229 gol. Lantas gelar pencetak gol terbanyak Madrid di Liga Spanyol pun resmi diambil alih oleh pemain asal Portugal tersebut.

Infografis Raul Gonzalez

Tak lama kemudian, Ronaldo kembali memecahkan rekor Raul sebagai pemain pencetak gol terbanyak dalam sepanjang sejarah Madrid. Sebagaimana diketahui total gol Raul di Madrid sebanyak 325 gol, namun jumlah yang fantastis tersebut dilewati Ronaldo karena CR7 mampu mengoleksi 450 gol.

Menariknya, Raul membutuhkan 16 musim di Madrid untuk bisa mencetak 325 gol. Sementara Ronaldo hanya butuh sembilan tahun saja untuk mencetak 450 gol dan menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah Madrid.

Tak Lagi Kerasan di Madrid, Navas Mendekat ke PSG

MADRID – Penjaga gawang Real Madrid, Keylor Navas, kembali diberitakan bakal meninggalkan Santiago Bernabeu dalam waktu dekat. Melansir dari laman Sky Sport, Jumat (23/8/2019) Navas saat ini tengah mendekat ke tim asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).

Sejatinya, Navas dan PSG sudah sempat menjalin kesepakatan pada akhir musim lalu. Namun Real Madrid ingin mendapat bayaran senilai 20 juta euro atau sekira 316 miliar rupiah dari transfer tersebut.

Keylor Navas

Navas sendiri sejatinya masih terikat kontrak di Madrid hingga Juni 2020 mendatang. Untuk alasan itu, Los Blancos pun dipastikan takkan melepas sang pemain dengan harga murah. Akan tetapi, Kepindahan Navas kala itu pun akhirnya gagal terwujud seiring dengan lengsernya Antero Henrique dari kursi direktur olahraga PSG.

Peluang Navas untuk bergabung ke PSG juga terbilang cukup besar. Terlebih kiper PSG, Gianluigi Buffon memilih kembali ke Juventus pada musim panas ini. Dengan bergabung ke PSG, Navas pun diyakini bakal menjadi kiper nomor satu raksasa Prancis itu.

Keylor Navas

Kondisi ini juga yang akhirnya membuat Los Blancos –julukan Madrid– tengah memantau kiper baru untuk menggantikan posisi Navas jika memang pemain tersebut bakal hengkang musim panas ini. Beberapa nama seperti Pepe Reina (AC Milan), Danijel Subasic (Monaco), Antonio Mirante (AS Roma), dan Maarten Stekelenburg (Everton) diharapkan bisa segera menunjukkan performa terbaik mereka.

Transfer Neymar Bakal Rampung Sebelum Deadline Day

BARCELONA – Memasuki hari-hari terakhir bursa transfer musim panas 2019, nama penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Neymar da Silva, masih menjadi salah satu topik panas yang dibicarakan. Pasalnya, Neymar tengah menjadi rebutan tiga klub besar Eropa, yakni Barcelona, Real Madrid, dan Juventus.

Menanggapi situasi tersebut, legenda sepakbola Brasil, Rivaldo, percaya bahwa transfer Neymar bakal rampung sebelum batas akhir bursa transfer musim panas 2019, yakni pada 2 September. Karena, Neymar sendiri telah mengungkapkan keinginannya untuk segera meninggalkan PSG.

Kylian Mbappe dan Neymar

Madrid, Barca, dan Juve sejatinya tengah berlomba untuk mendapatkan Neymar. Pihak PSG sendiri pun mengaku tidak keberatan untuk melepas pemainnya tersebut jika ada tawaran yang menarik minat mereka. PSG pasalnya tak ingin menyimpan duri dalam daging dengan berlama-lama mempertahankan Neymar.

Selain karena Neymar yang sudah tidak betah ebrada di PSG, pemain termahal di dunia itu pun kini dibenci oleh para fans Les Parisiens. Maka dari itu, melepas Neymar dan mendapatkan uang besar atau pemain bintang lainnya bakal menjadi solusi terbaik untuk PSG.

“Dengan Neymar yang ingin meninggalkan PSG, penting bahwa transfer selesai sebelum hari batas waktu di akhir bulan. Setelah semua yang terjadi, akan sulit baginya untuk bertahan di Prancis. Dia akan mendapatkan semua penggemar yang melawannya dan tidak pernah mudah dicemooh oleh penggemar klub Anda sendiri,” ucap Rivaldo, menukil dari Express, Kamis (22/8/2019).

Neymar da Silva

“Yap, Neymar memiliki kepribadian yang cukup untuk ditangani jika perlu, dan membuktikan nilainya, karena ia adalah pemain hebat,” pungkas Rivaldo.

Banuelos Yakin Persija Segera Kembali ke Habitat Aslinya

JAKARTA – Pelatih Persija Jakarta, Julio Banuelos, yakin Macan Kemayoran akan mampu kembali ke habitat aslinya di klasemen Liga 1 2019. Kemenangan besar 3-0 atas Kalteng Putra pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta, Selasa 20 Agustus 2019, sore WIB, jadi awal kebangkitan Persija.

Tambahan tiga poin membuat Persija keluar dari zona degradasi karena kini mereka berada di posisi 15 dengan koleksi 12 poin. Posisi itu sejatinya tidak cukup baik untuk Persija yang juara Liga 1 musim lalu tetapi jika bisa mempertahankan performa seperti itu maka poin-poin selanjutnya bisa didapatkan.

Heri Susanto (Foto: Media Persija)

Peningkatan performa Persija tampak dari kukuhnya lini pertahanan mereka saat melawan Kalteng Putra. Clean sheet yang dicatatkan Persija di pertandingan itu menunjukkan perbaikan yang dilakukan terhadap pertahanan Persija yang sebelumnya kerap kebobolan gol di menit akhir.

Pertahanan kukuh akan mendukung serangan Persija yang sejatinya sudah tajam. Gol-gol yang diciptakan Persija atas Kalteng Putra dibuat Heri Susanto (12’), Marko Simic (49’) dan Sandi Sute (94’). Satu gol yang dibuat Simic di pertandingan itu membuat ia kini sudah mengoleksi 11 gol di Liga 1 2019.

Marko Simic (Foto: Media Persija)

Menilik pada fakta itu maka Persija sudah menunjukkan perbaikan dari sisi performa. Konsistensi jadi sesuatu yang mesti dipertahankan Macan Kemayoran agar posisinya di klasemen terus menanjak. Pasalnya, Persija belum sepenuhnya lepas dari ancaman degradasi.

“Tim pelatih sangat puas dengan seluruh pemain yang tampil maksimal dan kami yakin dengan kemampuan yang kami milik. Kami akan kembali ke tempat yang semestinya di klasemen,” ujar Banuelos, seperti yang dikutip dari laman resmi Persija, Rabu (21/8/2019).

Rashford Ungkap Alasan Pogba Jadi Eksekutor Penalti di Laga Kontra Wolves

WOLVERHAMPTON – Manchester United gagal meraup poin penuh saat bertandang ke markas Wolverhamton Wanderers, dalam lanjutan pekan kedua Liga Inggris 2019-2020, Selasa (20/8/2019) dini hari WIB. Hasil imbang ini membawa mereka berada di peringkat keempat klasemen sementara dengan hanya terpaut selisih gol dari rival sekota, Manchester City yang berada di posisi tiga.

Padahal, peluang pasukan Ole Gunnar Solskjaer untuk meraih kemenangan di laga dini hari tadi cukup besar. Terlebih saat mereka mendapat hadiah penalti pada menit ke-68 usai Paul Pogba dijatuhkan dikotak terlarang.

Man United vs Wolverhampton Wanderers

Sayang, Pogba yang mengambil langsung penalti tersebut justru gagal setelah tembakannya berhasil dimentahkan kiper Wolves, Rui Patricio. Keputusan Man United untuk terkait penendang penalti di laga tersebut pun menimbulkan pertanyaan. Padahal, Setan Merah –julukan Man United– biasanya menunjuk Marcus Rashford yang pada laga sebelumnya berhasil menjebol gawang Chelsea dari titik putih.

Kendati begitu, Rahsford sendiri mengaku sama sekali tidak keberatan terkait hal itu. Ia juga mengatakan kalau Pogba sendiri yang meminta untuk menjadi eksekutor di laga tersebut.

“Paul ingin mengambilnya, sesederhana itu. Semua orang bisa melewatkan penalti. Dia telah mencetak begitu banyak untuk kita. Saya rasa kami harus melupakannya (kegagalan penalti Pogba di laga kontra Wolves) sekarang dan kembali fokus untuk laga selanjutnya,” ujar Rashford, melansir dari laman Manchester Evening News, Selasa (20/8/2019).

Man United vs Wolverhampton Wanderers

“Sederhana saja, jika Anda mau mengambilnya (penalti), maka ambil saja. Saya mengambil satu minggu lalu, jadi tidak masalah bagi saya kalau dia (Pogba) ingin melakukannya kali ini,” tambahnya.

“Saya pikir setiap kali ada penalti, kepercayaannya selalu sama, dan memang seharusnya begitu. Kami mencetak sebagian besar waktu, jadi tidak ada alasan mengapa Anda tidak harus percaya diri untuk mencetaknya,” tutup Rashford.

Mason Mount Senang Sekaligus Kecewa Usai Cetak Gol untuk Chelsea

LONDON – Perasaan gelandang Chelsea, Mason Mount, campur aduk usai timnya diimbangi Leicester City 1-1 pada pekan kedua Liga Inggris 2019-2020, Senin (19/8/2019) dini hari WIB. Di satu sisi, dia bahagia karena mencetak gol debut di Stamford Bridge, tetapi hasil laga membuatnya kecewa.

Mason Mount langsung membuat Chelsea unggul 1-0 pada menit ketujuh. Usaha kerasnya merebut bola dari penguasaan Wilfried Ndidi di depan kotak penalti Leicester City, berbuah manis. Sepakan mendatarnya gagal diselamatkan Kasper Schmeichel hingga bola merobek jala gawang.

Mason Mount membuka skor memanfaatkan kesalahan Wilfried Ndidi (Foto: Premier League)

Pemain berusia 20 tahun itu mengaku hanya berusaha menampilkan yang terbaik untuk membayar kepercayaan dari manajer Frank Lampard. Mason Mount mengatakan, gol tersebut sangat positif untuknya, tetapi hasil laga jauh dari harapan.

“Gol itu berarti banyak buat saya. Pikiran saya hanya soal berusaha mencetak gol. Manajer begitu percaya kepada saya sehingga saya ingin membuktikannya dengan penampilan hebat. Ini adalah mimpi saya sejak masuk akademi di usia enam tahun,” tutur Mason Mount, melansir dari BBC, Senin (19/8/2019).

“Bermain di Stamford Bridge dan mencetak gol, semuanya terjadi dalam satu kesempatan. Sayangnya, dalam 70 menit pertandingan kami bermain tidak sebagus di 20 menit pertama. Pertandingan ini positif buat saya, tetapi sebagai tim masih ada banyak pekerjaan rumah,” imbuh pemain berpaspor Inggris tersebut.

Chelsea gagal menambah gol di babak kedua (Foto: Premier League)

Pujian juga mengalir dari mulut Frank Lampard. Ia yakin gol tersebut bukan sumbangan terakhir dari Mason Mount untuk Chelsea. Gol tersebut justru menambah kepercayaan Frank Lampard terhadap anak buah yang musim lalu bekerja sama dengannya di Derby County.

Hilang Konsentrasi Jadi Alasan Timnas Indonesia U-18 Takluk dari Malaysia

BINH DUONG – Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-18, Fakhri Husaini, merasa gugurnya timnya di semifinal Piala AFF U-18 2019 dikarenakan para pemainnya kurang konsentrasi di menit-menit akhir pertandingan. Karena kurang konsentrasi itu, Timnas Indonesia U-18 pun kebobolan hingga akhirnya kalah.

Seperti yang diketahui, Timnas Indonesia U-18 baru saja menelan kekalahan 3-4 dari Malaysia di semifinal Piala AFF U-18 2019 pada Sabtu 17 Agustus 2019 kemarin. Padahal di laga yang berlangsung di Stadion Go Dau, Binh Duong, Vietnam itu, Timnas Indonesia U-18 sudah mampu bertahan hingga ke babak tambahan lantaran laga berakhir 3-3.

Fakhri Husaini, pelatih Timnas Indonesia U-18

Akan tetapi, pada menit ke-99, pemain Malaysia, Harith Haiqal Adam, mampu mencetak gol dan membuat Timnas Indonesia U-18 akhirnya gagal ke final kompetisi tersebut. Menurut pemaparan Fakhri, Timnas Indonesia U-18 bisa saja tidak kebobolan di babak tambahan tersebut jika para pemainnya tak terpecahkan konsentrasinya.

Sebab ketika gol keempat Malaysia itu terjadi, Timnas Indonesia U-18 sedang tidak dalam konsentrasi penuh. Hal itu karena ada satu pemain Timnas Indonesia U-18, yakni Dewa yang ditarik ke pinggir lapangan karena sedang mendapatkan perawatan. Pada Momen tersebut Timnas Indonesia U-18 pun hanya bermain dengan 10 pemain saja.

Meski pada akhirnya Dewa ditarik, tapi Fakhri merasa kejadian itu sedikit mempengaruhi pertahanan Timnas Indonesia U-18. Terlebih Fakhri juga melihat adanya ketidaksabaran yang diperlihatkan para pemainnya sehingga berhasil dimanfaatkan oleh tim lawan.

“Gol keempat tadi terjadi saat kami harus kehilangan Dewa yang sedang menerima perawatan di tepi lapangan dan kami bermain dengan 10 pemain. Kemudian saya menarik keluar dia. Itu sangat mempengaruhi sedikit permainan kami di sektor pertahanan. Kami juga kehilangan momentum, dan mereka kurang sedikit bersabar dalam memanfaatkan peluang,” ujar Fakhir, dikutip dari laman resmi PSSI, Minggu (18/9/2019).

Aksi Timnas Indonesia U-18 di ajang Piala AFF U-18 2019

Kendati begitu, Fakhir tak ingin menyalahkan para pemainnya lebih lanjut. Sebab ia merasa David Maulana dan kawan-kawan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menang. Walau kenyataannya mereka kalah, tapi Fakhri merasa Timnas Indonesia U-18 tetap perlu mendapatkan apresiasi.

Timnas Indonesia U-18 pun sebenarnya masih menyisakan satu laga lagi di Piala AFF U-18 2019. Tepatnya mereka bakal menghadapi Myanmar untuk memperebutkan posisi ketiga di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City, Vietnam, pada Senin 19 Agustus 2019 sore waktu setempat.