Southgate Sebut Inggris Sudah Move On dari Kekalahan Republik Ceko

SOFIA – Pelatih Tim Nasional (Timnas) Inggris, Gareth Southgate, mengetahui bagaimana timnya merespons dengan baik setelah takluk dari Republik Ceko di laga lanjutan Grup A Kualifikasi Piala Eropa 2020. Kini ia pun mengaku Inggris siap menatap laga berikutnya yakni melawan Bulgaria.

Pada laga terakhir, Inggris harus menerima nasib apes saat takluk 1-2 dari Republik Ceko di Praha. Kekalahan tersebut pun menjadi cambuk tersendiri bagi Inggris karena itu merupakan kekalahan perdana mereka di Kualifikasi Piala Eropa 2020.

Timnas Inggris

Meski begitu, Southgate merasa anak asuhnya larut dalam kesedihan yang berlebih. Para pemain justru langsung bereaksi dengan baik. Mereka kini tengah berlatih sangat keras agar bisa meraih hasil positif lainnya saat melawan Bulgaria di Stadion Vasil Levski, Selasa 15 Oktober 2019 dini hari WIB.

“Beberapa hari terakhir adalah melakukan persiapan yang benar dan memastikan kami melakukan reaksi. Kami tahu ini akan menjadi pertandingan yang sulit lagi dan kami harus berada dalam kondisi terbaik,” ungkap Southgate, mengutip dari Goal, Senin (14/10/2019).

“(Para pemain) sangat reflektif terhadap diri sendiri. Mereka tahu. Mereka tidak perlu saya yang memberi tahu ketika kami tidak bermain di level yang kami bisa. Kami harus pulih dengan cepat dari hasil. Tidak ada gunanya bermuram durja,” tambahnya.

Inggris vs Republik Ceko (Foto: UEFA)

“Untuk menjadi salah satu tim terbaik di dunia, kami harus membuktikannya di kompetisi terbesar. Kini yang harus kami fokuskan adalah lolos ke Piala Eropa,” pungkasnya.

Vidal: Masa Depan Ansu Fati Akan Gemilang

ALICANTE – Gelandang Barcelona, Arturo Vidal, memprediksi bintang muda Ansu Fati akan memiliki masa depan yang gemilang. Menurutnya, Fati mampu menunjukkan kualitas yang sangat baik walaupun ia kini baru berusia 16 tahun.

Fati sendiri menjadi salah satu bintang muda yang diorbitkan oleh Ernesto Valverde dari jebolan tim akademi Barcelona. Pada penampilan perdananya pun langsung menjadi perbincangan publik karena bakatnya yang fenomenal.

Ansu Fati

Ia bahkan mampu membuat seorang Lionel Messi terkesan karena penampilan apiknya tersebut. Tak terkecuali Vidal yang juga sangat terkesan. Ia pun percaya masa depan Fati akan begitu gemilang dan berharap bisa membimbing bintang remaja itu ke arah yang lebih hebat lagi.

“Dia akan memiliki masa depan yang gemilang depannya. Dia pemain yang sangat muda tapi dia sudah menunjukkan kualitas yang sangat baik,” ungkap Vidal, mengutip dari Goal, Minggu (13/10/2019).

“Tapi kami harus tenang dengan dia, membantunya dan yang paling penting melindunginya. Dia perlu mempersiapkan dirinya dengan baik untuk menjadi salah satu yang terbaik. Hari ini Anda dapat melihat dia memiliki kualitas yang diperlukan untuk bersama kami,” tambahnya.

Ansu Fati

Fenomenal lainnya dari Fati adalah ia langsung menarik hati pelatih Timnas Spanyol yakni Roberto Moreno. Federasi Sepakbola Spanyol pun rela menaturalisasi Fati karena ia adalah pemain kelahiran Gunniea-Bissau.

Fellaini Tahu Penyebab Utama Buruknya Performa Man United Era Solskjaer

BRUSSEL – Posisi Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih utama Manchester United bisa dikatakan sedang tidak aman. Sebab juru taktik asal Norwegia tersebut telah dianggap gagal oleh banyak pihak dalam memberikan hasil yang baik di awal musim 2019-2020.

Bagaimana tidak, dari 11 pertandingan berbagai kompetisi yang diikuti Man United, tim asuhan Solskjaer itu tercatat hanya bisa meraih empat kemenangan saja. Salah satu dari empat kemenangan itu pun harus dicapai melalui babak adu penalti di saat Man United menghadapi Rochdale di babak ketiga Piala Liga Inggris 2019-2020.

Pelatih Man United, Ole Gunnar Solskjaer

Tentu semua itu sudah cukup untuk membuktikan betapa buruknya performa Man United di awal musim ini. Melihat klub lamanya tengah terpuruk seperti itu, Marouane Fellaini, pun memberikannya pendapatnya mengenai Man United. Ia bahkan merasa tahu apa yang menjadi penyebab utama buruknya penampilan The Red Devils –julukan Man United– saat dipegang Solskjaer di musim ini.

Jadi, menurut Fellaini hal utama yang membuat Man United bermain sangat buruk di awal musim 2019-2020 dikarenakan kurangnya pemain berpengalaman di klub tersebut. Solskjaer memilih untuk membuang pemain berpengalaman seperti Fellaini, Alexis Sanchez, Ander Herrera, dan Romelu Lukaku, untuk digantikan dengan para penggawa muda. Mungkin hanya David De Gea, Nemanja Matic, Juan Mata, dan Ashley Young, yang memiliki pengalaman lebih banyak ketimbang penggawa Man United yang lain.

Akan tetapi, para pemain berpengalaman itu justru mendapatkan waktu bermain yang sangat sedikit. Solskjaer dianggap Fellaini lebih memilih memainkan para pemain muda seperti Aaron Wan-Bissaka, Daniel James, Scott McTominay, dan Axel Tuanbeze.

Dengan sedikitnya para pemain yang berpengalaman itulah Man United akhirnya kesulitan dalam meraih kemenangan. Bagi Fellaini, para pemain senior jelas dibutuhkan dalam suatu klub untuk dapat menjadi pemimpin atau sekadar penolong disaat pertandingan-pertandingan krusial.

Skuad Manchester United

“Sekarang Anda (Man United) memiliki pelatih baru dan mereka menginginkan tim yang diperkuat oleh para pemain muda. Itulah kini yang terjadi ketika Anda mengharapkan hanya kepada para pemain muda. Mereka akan sering mendapatkan hasil yang baik dan tidak. Itulah sepakbola,” ujar Fellaini, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (12/10/2019).

“Tentu saja di dunia sepakbola Anda tidak bisa bermain dengan para pemain muda saja, Anda perlu mencampurkanya (dengan beberapa pemain senior). Saya pikir untuk memenangkan suatu pertandingan, untuk menjuarai suatu kompetisi, untuk memenangi laga yang besar, Anda perlu sebuah pengalaman. Tentu Anda bisa menang dengan memainkan para pemain muda, namun itu tak terjadi disetiap laganya,” pungkasnya.

Bungkam Timnas Indonesia 5-0, Pelatih UEA Puas dengan Kinerja Pemainnya

DUBAI – Kebahagiaan tengah menyelimuti perasaan Pelatih Tim Nasional (Timnas) Uni Emirat Arab (UEA), Bert Van Marwijk, lantaran timnya berhasil membungkam Indonesia dengan skor telak 5-0. Marwijk pun memuji kinerja anak asuhnya yang dinilai begitu memuaskan dalam laga tersebut.

UEA memang berhasil menuai hasil manis kala menjamu Timnas Indonesia dalam matchday ketiga babak penyisihan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Laga yang digelar di Stadion Al Maktoum, Dubai, itu berakhir dengan kemenangan UEA dengan skor 5-0.

Menurutnya Marwijk, kinerja apik yang ditunjukkan para pemainnya telah membuat laga berhasil didominasi oleh UEA. Banyak peluang pun yang akhirnya didapat oleh Ahmed Barman dan kawan-kawan, khususnya di babak kedua.

Laga Timnas UEA vs Timnas Indonesia. (Foto: PSSI)

Pada babak tersebut, UEA bisa mencetak empat gol lewat aksi Tariq Ahmed Hassan dan hattrick Ali Ahmed Mabkhout. Empat gol ini melengkapi kemenangan UEA menjadi 5-0. Kini, UEA pun bertengger di puncak klasemen sementara Grup G dengan enam poin. Sementara itu, Timnas Indonesia terkubur di dasar klasemen dengan nol poin.

“Saya merasa senang dengan penampilan pemain dan hasil. Kami 90 persen mendominasi permainan dan berhasil unggul lebih dulu. Di babak pertama, kami tidak menciptakan banyak peluang. Tapi di babak kedua, kami mendapatkan tujuh, termasuk empat di antaranya menjadi gol,” ujar Marwijk, sebagaimana dikutip dari Goal, Jumat (11/10/2019).

Laga Timnas UEA vs Timnas Indonesia. (Foto: PSSI)

“Saya sangat senang dengan tingkat disiplin pemain, tidak hanya dari segi taktik, tapi juga tak ada yang mendapatkan kartu. Saya mengharapkan banyak hal dan itu diterapkan pemain dengan baik sekali,” tukas pelatih berusia 67 tahun tersebut.

Pernah Jadi Fans Inter, Pioli Janji Bakal Profesional di Milan

MILAN – Pelatih anyar AC Milan, Stefano Pioli, memastikan bakal bersikap profesional selama mengabdi di Stadion San Siro. Pria berkebangsaan Italia itu tidak akan terpengaruh dengan latar belakangnya yang pernah menjadi penggemar Inter Milan semasa kecil.

Seperti diberitakan, Marco Giampaolo diberhentikan dari tugasnya oleh Manajemen AC Milan pada Rabu 9 Oktober 2019 dini hari WIB. Pria yang juga berkebangsaan Italia itu dinilai tidak mampu membawa I Rossoneri ke tempat yang seharusnya, yaitu empat besar Serie A.

Stefano Pioli langsung memimpin latihan di Milanello (Foto: AC Milan)

Sayangnya, Stefano Pioli sudah ditolak oleh Milanisti sebelum resmi ditunjuk. Dasar penolakan tersebut adalah pria berusia 53 tahun itu merupakan mantan pelatih rival sekota, Inter Milan, sekaligus tumbuh dewasa sebagai Interisti!

“Masa lalu adalah masa lalu. Saya dulu seorang anak kecil. Sekarang saya orang dewasa, seorang profesional, yang punya keinginan tinggi untuk bekerja dengan baik,” papar Stefano Pioli, dilansir dari Football Italia, Kamis (10/10/2019).

“Prinsip saya sangat jelas, yakni berdasarkan ide-ide segar, intensitas tinggi, dan kejam. Saya harus menanamkan ide itu ke para pemain secepat mungkin,” imbuh pelatih kelahiran Parma tersebut.

Stefano Piolo berjanji akan bersikap profesional di AC Milan (Foto: AC Milan)

Sekadar informasi, AC Milan menunjuk dua pelatih yang merupakan penggemar Inter Milan dalam dua kesempatan terakhir. Marco Giampaolo juga tumbuh besar sebagai Interisti, sama dengan Stefano Pioli, yang menjadi suksesornya di Milanello.

Ter Stegen Akui Tak Punya Masalah dengan Neuer

BARCELONA – Kiper Barcelona, Marc-Andre Ter Stegen, menegaskan dirinya sedang tidak bertengkar dengan rekan setimnya di Timnas Jerman yakni Manuel Neuer. Ia mengaku masih berhubungan baik dengan Neuer, tetapi belum membahas mengenai masalah tersebut lebih lanjut.

Kabar terkait permasalahan kedua kiper Timnas Jerman itu muncul setelah Ter Stegen menyampaikan keluhan karena kurangnya waktu bermain. Neuer pun menanggapi persoalan tersebut dan merasa dirinya juga pantas menjadi kiper nomor satu.

Marc-Andre Ter Stegen (Foto: AFP)

Permasalahan tersebut semakin meruncing ketika Presiden Bayern Munich, Uli Hoeness mengancam akan memboikot para pemainnya dari Tim Nasional. Itu akan terjadi seandainya Neuer kehilangan slotnya karena kiper Barcelona tersebut.

“Saya tidak bertengkar dengan Manuel. Tetapi, Neuer tahu ketika saya membuat pernyataan itu, mereka (media) mendukung saya, bukan untuknya,” ungkap Ter Stegen, mengutip dari Football Espana, Rabu (9/10/2019).

“Kami memiliki hubungan yang baik, sangat profesional, kami banyak berbicara tetapi masalah ini belum menjadi bahan diskusi di antara kami,” tambahnya.

“Itu adalah hubungan yang baik dan tanpa konfrontasi. Tidak ada pertengkaran di antara kami atau apa pun yang membuat kami mendiskusikannya satu sama lain,” lanjutnya.

Manuel Neuer

Meski begitu, pelatih Timnas Jerman yakni Joachim Low, menegaskan dirinya tidak akan mengubah pikiran untuk mengganti Neuer. Kiper Bayern Munich itu masih akan tetap menjadi kiper nomor di skuadnya saat ini.

Legenda Man United Kritik Kebijakan Solskjaer Dalam Pemilihan Posisi Pemain

MANCHESTER – Manchester United kembali meraih hasil buruk di laga lanjutan Liga Inggris 2019-2020. Terbaru, mereka mengalami kekalahan 0-1 saat berjumpa Newcastle United pada Minggu 6 Oktober 2019.

Melihat buruknya permainan Man United itu, Owen Hargreaves sebagai salah satu legenda dari tim tersebut pun akhirnya ikut memberikan pendapatnya. Ia merasa Man United tampil buruk di laga kontra Newcastle dan di pertandingan-pertandingan sebelumnya dikarenakan sang pelatih, yakni Ole Gunnar Solskjaer, telah salah dalam memilih posisi para pemainnya.

Pelatih Man United, Ole Gunnar Solskjaer

Hargreaves memberikan contoh seperti apa yang terjadi terhadap Andrea Pereira, Marcus Rashford, dan Ashley Young di laga kontra Newcastle. Ia melihat ketiga pemain tersebut dipasangkan ke posisi yang bukanlah tempat terbaik mereka bermain.

Seperti Pereira yang merupakan pemain yang identik dengan permainan nomor punggung 10 justru ditaruh Solskjaer sebagai winger kanan. Lalu Rashford yang dianggapnya tak memiliki insting tajam seperti kebanyakan pemain bernomor punggung 9, justru terus-terusan dimainkan sebagai striker tunggal. Begitu juga Young yang pada dasarnya bukanlah fullback kiri, namun tetapi dipaksakan Solskjaer untuk bermain di posisi itu.

Karena menerapkan pemain di posisi yang tak seharusnya itulah Hargreaves merasa Man United kesulitan dalam meraih kemenangan. Ia berharap hal-hal seperti itu diperhatikan lagi oleh Solskjaer karena ia tak mau melihat Man United kembali dipermalukan oleh tim-tim lawan.

Skuad Manchester United

“Mari berpikir tentang apa yang terjadi di awal pertandingan (Man United). Pereira yang merupakan pemain identik bernomor punggung 10 justru bermain di sayap kanan. Rashford yang kesulitan untuk tampil percaya diri, membuat banyak pihak meragukannya,” kata Hargreaves, mengutip dari Sportsmole, Selasa (8/10/2019).

“Anda memiliki begitu banyak pemain di satu posisi tertentu, namun ada beberapa yang justru ditempatkan di posisi yang bukan mereka kuasai. Seperti Ashley Young yang dimaikan sebagai fullback kiri. Satu-satunya yang saya merasa tampil baik hanyalah Axel Tuanzebe,” tutupnya.

De Ligt Beberkan Pelajaran yang Didapatnya Selama Berkostum Juventus

TURIN – Bek Juventus, Matthijs de Ligt, tidak memungkiri kalau dirinya membutuhkan waktu beradaptasi untuk bisa menampilkan performa apik bersama Bianconeri. Meski begitu, setelah sekitar tiga bulan bergabung, De Ligt merasa telah banyak mendapat pelajaran berharga.

Menurut De Ligt, pelajaran paling penting yang didapatnya sejauh ini adalah untuk tampil dengan percaya diri. Pasalnya, sebagai seorang bek muda yang ditebus dengan harga fantastis, yakni 85 juta euro, De Ligt selalu khawatir jika melakukan kesalahan.

Matthijs De Ligt vs Lautaro Martinez

Pada akhirnya, kondisi tersebut justru membuat bek berpaspor Belanda itu tak mampu tampil maksimal. Teranyar di laga melawan Inter Milan, De Ligt melakukan handball yang membuat Nerazzurri mendapat hadiah penalti. Kendati begitu, ia percaya seiring berjalannya waktu performanya akan membaik.

“Pelajaran paling penting yang saya pelajari sejauh ini di Juventus adalah bahwa Anda membutuhkan kepercayaan diri. Pada awalnya, saya memperhatikan kalau diri saya terlalu khawatir untuk tidak membuat kesalahan dan itulah yang seharusnya tidak Anda lakukan,” beber De Ligt, melansir dari Mirror, Selasa (8/10/2019).

“Saya tidak pernah bermain seperti itu dan dalam minggu-minggu pertama saya terlalu fokus pada hal itu. Saya ingin bermain dengan percaya diri lagi. Mungkin masih ada beberapa hal yang salah, tapi setidaknya saya tahu pasti semuanya lebih baik dari sebelumnya. Sejak laga melawan Atletico (Madrid) saya memiliki tren menanjak,” lanjutnya.

Matthijs De Ligt

“Kritik yang Anda dapatkan setelah pertandingan adalah bagian dari kesepakatan. Sayangnya, itu adalah kehidupan seorang bek. Anda menyeimbangkan pada garis tipis bermain baik atau buruk. Tentu saja saya lebih suka tidak memberikan tendangan penalti (untuk lawan), tetapi pada akhirnya kami menang (melawan Inter) dan itulah yang penting,” tuntas bek 20 tahun itu.

Sulit Menang, Man United Bakal Terdegradasi dari Liga Inggris?

NEWCASTLE – Manchester United kembali mendapatkan hasil minor di Liga Inggris 2019-2020. Bertandang ke markas Newcastle United di pekan kedelapan Liga Inggris 2019-2020, Man United racikan Ole Gunnar Solskjaer kalah 0-1 lewat sepakan Sean Longstaff di menit ke-72.

Ini merupakan kegagalan ketiga beruntun Man United memenangi laga di Liga Inggris 2019-2020. Pada dua laga sebelumnya, Man United bermain 1-1 kontra Arsenal dan tumbang 0-2 dari West Ham United. Atas serangkaian hasil buruk tersebut, Man United baru mengoleksi sembilan angka dari delapan pertandingan yang telah dijalani.

Sean Longstaff Newcastle United

Bahkan, koleksi sembilan angka milik Man United hanya terpaut dua poin dari penghuni posisi 18 (Everton) atau batas teratas tim yang akan terdegradasi dari Liga Inggris 2019-2020. Sekarang yang jadi pertanyaan, akankah Man United terdegradasi dari Liga Inggris pada akhir musim ini?

Jika tidak ada perubahan yang dilakukan baik manajemen ataupun pelatih Man United, Ole Gunnar Solskjaer, potensi itu sangat besar. Tim yang kerap berprestasi di akhir musim, biasanya memiliki lini serang yang berbahaya, sesuatu yang tidak dimiliki Man United.

Ambil contoh Liverpool yang kini memuncaki klasemen sementara Liga Inggris 2019-2020. Dari delapan pertandingan, The Reds –julukan Liverpool– dapat mengoleksi 20 gol. Jika dirata-rata, Mohamed Salah dan kawan-kawan mencetak 2,5 gol per pertandingan. Bandingkan dengan Man United yang baru mencetak sembilan gol dari delapan pertandingan.

Liverpool

(Liverpool tampil produktif)

Jika dirata-rata, Man United hanya mengemas 1,12 gol per laga. Bahkan dari delapan pertandingan yang telah dijalani di Liga Inggris 2019-2020, hanya satu kali Marcus Rahsford dan kawan-kawan mencetak lebih dari satu gol dalam satu pertandingan, tepatnya saat Man United menang 4-0 atas Chelsea di pekan pertama.

Karena itu, menarik menanti langkah apa yang akan dibuat manajemen Man United untuk menyelamatkan tim mereka dari jeratan degradasi. Berhubung jeda internasional segera tiba, bukan tak mungkin manajemen Man United akan mengambil langkah tidak populer dengan memecat Solskjaer.

Meski Madrid Menang atas Granada, Carvajal Masih Kurang Puas

MADRID – Bek Real Madrid, Dani Carvajal, mengaku kurang puas dengan performa ia dan rekan-rekannya saat menjamu Granada pada pekan kedelapan Liga Spanyol 2019-2020. Bermain di Estadio Santiago Bernabeu, Sabtu 5 Oktober 2019 malam WIB, Madrid menang dengan skor 4-2.

Pada laga tersebut, Madrid sejatinya mampu menunjukkan dominasi terhadap tamunya tersebut. Bahkan mereka mampu mencetak gol cepat pada menit kedua hingga mampu unggul telak 3-0 atas Granada.

Real Madrid vs Granada (Foto: Twitter La Liga)

Namun, keunggulan tersebut sempat goyah kala Granada mampu membalas dua gol lewat aksi Darwin Machis dan Domingos Duarte. Skor 3-2 pun membuat situasi sempat menegangkan karena laga akan segera berakhir.

Beruntung menjelang laga berakhir, Madrid menegaskan diri dalam raihan tiga poin lewat gol yang dicetak James Rodriguez. Meski pada akhirnya menang 4-2, Carvajal mengaku tetap kurang senang dan menuntut rekan-rekannya untuk memperbaiki dalam situasi ini.

“Kami seharusnya tidak berada dalam situasi seperti ini dalam permainan. Kami memimpin 3-0 di kandang, kemudian kami membiarkan mereka (menjebol gawang),” ungkap Carvajal, mengutip dari Football Espana, Minggu (6/10/2019).

Real Madrid vs Granada (Foto: Twitter La Liga)

“Ini adalah sesuatu yang perlu kami ubah segera saat kami melanjutkan musim ini. Kami memiliki tujuan kami untuk musim ini, dan kami harus bekerja lebih keras dan lebih berkonsentrasi dalam pertandingan,” pungkasnya.