Dikritik karena Cadangkan Mbappe, Tuchel: Saya Tidak Bodoh!

BRUGGE – Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Thomas Tuchel, kerap mendapat kritik lantaran di musim kompetisi 2019-2020 ia jarang memainkan Kylian Mbappe. Tak ayal, hal itu membuat Tuchel geram. Sebab, ia tidak bodoh untuk serta-merta mencadangkan Mbappe tanpa alasan tertentu.

Sepanjang musim ini, Mbappe baru tujuh kali tampil membela PSG di semua kompetisi. Pasalnya, penyerang asal Prancis itu mengalami cedera sehingga masuk ruang perawatan. Akan tetapi, setelah Mbappe pulih, sang penyerang muda tak lantas langsung dimainkan. Sebab, Tuchel khawatir cedera Mbappe bakal kambuh.

Mauro Icardi dan Kylian Mbappe

Dalam pertandingan melawan Club Brugge semalam di ajang Liga Champions 2019-2020, Mbappe masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-60. Hasilnya pun luar biasa karena Mbappe bisa mengubah keunggulan 1-0 yang dimiliki PSG menjadi 5-0. Dalam laga tersebut, Mbappe membukukan tiga gol dan satu assist.

“Mbappe tahu saya benci bermain tanpa dia. Dia mengalami cedera otot dan bermain 15 menit melawan Nice (di laga sebelumnya). Itu adalah pertama kalinya dia tidak mendapat reaksi di otot setelahnya. Saya tidak bodoh!” jelas Tuchel, melansir dari laman resmi UEFA, Rabu (23/10/2019).

Kembalinya Mbappe juga mendapat sambutan hangat dari rekan-rekannya. Salah satunya adalah kapten tim, Thiago Silva. Ia tidak memungkiri kalau kehadiran Mbappe di atas lapangan langsung membawa dampak positif bagi Les Parisiens.

Kylian Mbappe di laga kontra Club Brugge

“Saya senang untuk Kylian. Dia kembali dari cedera dan langsung membuat dampak. Dia selalu begitu. Kami tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkannya. Kami melihat Kylian Mbappe malam ini. Kualitas teknik dan kecepatannya luar biasa,” ujar Silva.

Sempat Pantau Permainan Juventus, Lokomotiv Pede Bisa Menang

TURIN – Lokomotiv Moskow bakal melakoni partai penting di matchday ketiga Grup D Liga Champions 2019-2020 pada Rabu 23 Oktober 2019 dini hari WIB. Sebab di laga tersebut Lokomotiv akan bertandang ke markas Juventus, yakni di Allianz Stadium, untuk mencuri tiga poin.

Tentu menghadapi Juventus bukanlah perkara yang mudah, sekali pun untuk Lokomotiv, tim yang saat ini memimpin klasemen sementara Liga Rusia 2019-2020. Karena tahu mencuri tiga poin dari laga tersebut akan menjadi misi yang sulit, pelatih Lokomotiv, Yuri Semin, ternyata mengaku sudah memantau bagaimana permainan Juventus secara langsung.

Lokomotiv di sesi latihan jelang laga melawan Juventus

Semin tepatnya terlihat memantau permainan Juventus di Allianz Stadium saat tim tersebut menang 2-1 atas Bologna di laga lanjutan Liga Italia 2019-2020 pada dua hari yang lalu atau pada Minggu 20 Oktober 2019 kemarin. Kehadiran Semin di markas Juventus itu untuk melihat bagaimana permainan tim asuhan Maurizio Sarri tersebut secara langsung.

Menariknya dari pantauan Semin itu, ia mengaku mendapatkan informasi-informasi yang sangat berguna untuk bisa membuat Lokomotiv menang atas Juventus. Semin sendiri tak mau membocorkan apa informasi tersebut, tapi yang pasti dengan informasi itu membuat dirinya sedikit percaya diri Lokomotiv mampu mencuri tiga poin dari laga matchday ketiga Grup D Liga Champions 2019-2020 itu.

“Dua hari yang lalu kami datang (ke Turin) untuk menyaksikan langsung pertandingan Juventus. Mereka bermain dengan performa yang bagus dan kami pun mendapatkan informasi berguna dari menyaksikan laga tersebut,” kata Semin, dikutip dari laman resmi UEFA, Selasa (22/10/2019).

Satu hal informasi yang didapatkan Semin dan mau ia ungkapkan adalah Lokomotiv tak boleh hanya fokus kepada megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, seorang ketika laga sudah berlangsung. Sebab dari pemantaunnya itu, setiap pemain Juventus di lapangan harus tetap diwaspadai karena sama-sama memiliki ancaman sebesar Ronaldo.

Pelatih Lokomotiv Moskow, Yuri Semin

“Sampai saat ini belum ada yang bisa menangani Ronaldo, namun kami harus tetap fokus untuk menghentikan keseluruhan dari tim tersebut, tidak hanya satu orang saja. Jika kami melakukan itu (menjaga Ronaldo saja), maka hal tersebut adalah kesalahan. Sebab mereka memiliki banyak pemain hebat yang berada di setiap lini,” pungkasnya.

Para Pemain Man United Kecewa Gagal Taklukkan Liverpool

MANCHESTER – Manchester United bermain dengan skor imbang 1-1 kala menjamu Liverpool dalam matchday kesembilan Liga Inggris 2019-2020. Manajer Man United, Ole Gunnar Solskjaer pun mengungkapkan bahwa hasil imbang tersebut membuat para pemainnya kecewa di ruang ganti.

Sebelum pertandingan tersebut dimainkan, Man United sebenarnya tengah berada dalam masa-masa sulit. Dalam tiga pertandingan terakhir di ajang Liga Inggris, Setan Merah dua kali menelan kekalahan dan satu hasil imbang. Itulah mengapa Man United tidak difavoritkan untuk meraih kemenangan maupun mengimbangi Liverpool yang sedang dalam performa terbaik.

Man United vs Liverpool

Kendati demikian, pertandingan nyatanya berlangsung tak sesuai prediksi banyak orang. Man United mampu membuat lini pertahanan Liverpool kesulitan. Mereka bahkan berhasil unggul berkat gol Marcus Rashford pada menit ke-36.

Keunggulan tersebut bertahan hingga memasuki bagian terakhir pertandingan. Sayangnya, pada menit ke-86 Adam Lallana berhasil menjebol gawang David De Gea dan memaksa pertandingan berakhir dengan skor imbang. Tak ayal, hasil imbang itu menjadi sesuatu yang disesali para penggawa Setan Merah. Akan tetapi, Solskjaer memandang hasil imbang ini sebagai titik balik Man United.

“Tanggapan luar biasa dari para pemain. Kami tahu kami memiliki tim yang bekerja untuk satu sama lain dan ada suasana yang hebat. Mungkin ini akan mengubah musim. Mereka kecewa di ruang ganti karena mereka tahu mereka seharusnya menang,” beber Solskjaer, menyadur dari Goal, Senin (21/10/2019).

Man United vs Liverpool

“Itu pertanda bagus bagi seorang manajer, untuk melihat tim Anda kecewa karena tidak mengalahkan Liverpool. Para penggemar kami dapat melihat apa yang terjadi. Sangat penting untuk mendapatkan hasil, itu satu-satunya cara untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap apa yang kami lakukan. Kemenangan akan sangat bagus, tetapi hasil imbang adalah langkah ke arah yang benar,” tandasnya.

Rekor Head to Head Man United vs Liverpool di Liga Inggris

PEKAN kesembilan Liga Inggris 2019-2020 dihiasi laga bergengsi antara dua rival bebuyutan di wilayah Barat Laut, Manchester United dan Liverpool. Sejarah perseteruan panjang antara Kota Manchester dan Liverpool, menjadi bumbu lain dari perjumpaan tersebut.

Liverpool dan Man United menjadi dua klub tersukses di Negeri Ratu Elizabeth yang dibuktikan dengan koleksi gelar juara. Merseyside Merah mengoleksi 18 gelar juara, sementara rivalnya asal Manchester sudah merengkuh 20 titel.

Liverpool memasuki laga dengan rentetan 17 kemenangan di Liga Inggris

Sayangnya, Setan Merah memasuki laga pada Minggu (20/10/2019) malam WIB tersebut dengan kepala sedikit tertunduk. Skuad arahan Ole Gunnar Solskjaer kini terlempar dari 10 besar klasemen Liga Inggris 2019-2020, kontras dengan calon lawan yang duduk nyaman di puncak.

Akan tetapi, Man United bisa menegakkan kepala jika menilik pada rekor pertemuan dengan Liverpool. Dari 193 kali perjumpaan, Iblis Merah mampu menaklukkan Liverpool sebanyak 77 kali dan 54 pertandingan lainnya berakhir imbang. Sementara itu, Liverpool hanya bisa menang 62 kali.

Di ajang Liga Inggris, kedua tim sudah bertemu sebanyak 168 kali. Rekor kemenangan kembali dipegang Man United dengan total 66 kali. Sebanyak 48 pertandingan berakhir imbang, dan 54 lainnya dimenangi Liverpool.

Stadion Old Trafford yang menjadi tempat perjumpaan kedua tim, ternyata sangat angker buat Liverpool. Dari 84 kali kunjungan, Si Merah hanya bisa menang 16 kali di sana pada ajang Liga Inggris, bermain imbang di 27 pertandingan, dan 41 kali harus melihat rivalnya menang.

Stadion Old Trafford cukup angker buat Liverpool

Kemenangan terakhir Liverpool di Stadion Old Trafford pada ajang Liga Inggris terjadi pada Maret 2014 ketika menghajar tuan rumah 3-0 (Liga Inggris 2013-2014). Sementara musim lalu, kedua tim bermain imbang tanpa gol di Stadion Old Trafford.

Man United mau tidak mau harus memanfaatkan keangkeran Stadion Old Trafford ketika berhadapan dengan Liverpool, Minggu malam. Paul Pogba dan kawan-kawan tentu tidak mau semakin malu karena posisinya di klasemen kini lebih dekat dengan zona degradasi. Jika kalah, maka Man United hanya berjarak satu poin saja dengan tiga tim terbawah.

Sarri Tak Masalah meski Banyak yang Ragukan Dirinya Latih Juventus

TURIN – Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, mengaku tak terlalu mempermasalahkan dengan masih banyaknya pihak yang meragukan kapasitasnya dalam menangani klub yang saat ini sedang ditanganinya. Menurut pemaparan Sarri, ia sudah biasa hidup dalam banyak orang yang skeptis atau ragu kepadanya. Jadi ia tak memperdulikan hal itu sama sekali.

“Skeptimisme (kurang percaya atau ragu) terhadap saya adalah sesuatu yang selalu rasakan selama hidup saya. Jadi saya tak terlalu keberatan akan hal itu (terkait masih banyaknya pihak yang skeptis dengan Juventus dilatih olehnya),” terang Sarri, mengutip dari Football Italia, Sabtu (19/10/2019).

Sarri saat sedang mendampingin Juventus di pertandingan

Kendati begitu, perlahan namun pasti tampaknya rasa keraguan kepada Sarri itu mulai menghilang. Sebab pada kenyataannya mantan pelatih Chelsea itu berhasil membawa Juventus kembali ke puncak klasemen Liga Italia 2019-2020 dengan raihan 19 poin dan tanpa menelan kekalahan satu pun.

Titik mulai banyaknya pihak yang percaya kepada Juventus ditangan Sarri bisa menjadi lebih baik adalah ketika klub berjuluk Bianconeri itu berhasil mengalahkan Inter Milan dengan skor 2-1 di pekan ketujuh Liga Italia 2019-2020 pada Senin 7 Oktober 2019 kemarin.

Menariknya, Sarri justru tak mau para pemain Juventus masih mengingat kemenangan luar biasa mereka atas Inter tersebut. Pelatih asal Italia itu justru meminta para pemain untuk kembali fokus agar bisa meraih kemenangan di laga Liga Italia selanjutnya. Apalagi pertandingan selanjutnya, yakni saat melawan Bologna di pekan kedelapan Liga Italia 2019-2020, pada Minggu 20 Oktober 2019 nanti, Juventus akan bermain setelah ada beberapa pemainnya yang habis pulang dari tugas bersama Tim Nasional (Timnas).

Skuad Juventus di Musim 2019-2020

“Apa yang terjadi di Stadion San Siro (laga Inter vs Juventus) sudah tidak penting lagi. Saya ingin melihat para pemain untuk kembali fokus di pertandingan yang sulit nanti, karena usai jeda internasional selalu masa-masa yang berbahaya,” tutupnya.

Solskjaer Pede Man United Kembali ke Posisi Empat Besar

MANCHESTER – Manchester United tampil di bawah ekspektasi banyak orang di musim 2019-2020. Man United yang diharapkan bangkit pada musim ini justru semakin terpuruk terutama di Liga Inggris. The Red Devils –julukan Man United– hanya mampu mencatatkan dua kemenangan, tiga hasil imbang dan tiga kekalahan dari delapan pertandingan.

Hasil buruk itu membuat Man United terjerembab ke posisi 12 pada klasemen sementara. Kondisi itu membuat Man United diprediksi akan sulit untuk finis di posisi empat besar pada akhir musim ini. Akan tetapi, Pelatih Man United, Ole Gunnar Solskjaer, yakin tim asuhannya mampu finis di posisi empat besar.

Ole Gunnar Solskjaer dan Unai Emery (Foto: Reuters)

Dalam kondisi yang begitu buruk seperti sekarang Solskjaer tetap percaya dengan kemampuan dari kualitas para pemain asuhannya. Kendati begitu, Solskjaer tak menutup kemungkinan untuk menambah kekuatan pada bursa transfer musim dingin 2020.

Pasalnya, Man United saat ini memiliki kedalaman skuad yang kurang memadai. Ambil contoh seperti sekarang ketika ada beberapa pemain inti yang cedera maka Solskjaer kesulitan untuk mencari pengganti yang sepadan sehingga butuh sosok baru agar kualitas di bangku cadangan dan di atas lapangan lebih seimbang.

Penalti Marcus Rashford vs Crystal Palace (Foto: Premier League)

“Saya percaya bahwa para pemain yang saya miliki dapat membawa kami ke posisi empat besar di liga. Pada bulan Januari, kami akan melihat tentang peluang menjadi lebih kuat, jika itu akan membantu,” ujar Solskjaer seperti yang dikutip dari Gianluca Di Marzio, Jumat (18/10/2019).

Solskjaer berkesempatan untuk membuktikan bahwa Man United memiliki kualitas untuk menghuni posisi empat besar pada Minggu 20 Oktober 2019 saat menjamu Liverpool di Old Trafford. Jika minimal bisa menahan imbang Liverpool yang merupakan pemuncak klasemen sementara maka peluang Man United untuk finis di posisi empat besar tetap ada.

Betah di Barcelona, Messi Ogah Ikuti Jejak Ronaldo

BARCELONA – Megabintang Barcelona, Lionel Messi, mengaku tak pernah memiliki keinginan untuk mengikuti jejak Cristiano Ronaldo sama sekali yang kerap kali pindah-pindah klub. Bagi Messi, tak ada alasan yang membuatnya ingin pindah dari Barcelona.

Jadi Messi pun menegaskan tak mau seperti Ronaldo yang sudah pindah beberapa kali selama berkarier di dunia sepakbola. Meski sudah ditantang Ronaldo untuk pergi dari zona nyamannya di Barcelona, Messi tetap tak bisa menyetujui ajakkan pemain yang saat ini bermain Juventus itu.

Pemain Barcelona, Lionel Messi

Bagi Messi, Barcelona adalah klub yang sangat spesial untuknya. Selain karena merasa Barcelona klub terbaik, Messi juga senang di tim itu karena sudah merasa nyaman. Jadi ia takkan mau untuk pindah ke klub lain, bahkan Messi pernah mengatakan ingin pensiun di klub berjuluk Blaugrana itu.

“Semua orang memiliki target dan pengalaman yang ingin dicari. Saya tak pernah merasa perlu untuk pergi dari klub terbaik di dunia ini, yakni Barcelona. Klub di mana saya menikmati masa sesi latihan, pertandingan, dan kotanya sendiri,” cerita Messi, melansir dari Marca, Jumat (18/10/2019).

Messi dan Ronaldo di malam pengundian fase grup Liga Champions 2019-2020

“Kota ini sangat lengkap dan saya selalu yakin dengan apa yang menjadi target saya di klub ini. Ketimbang harus pergi dan mencarinya di klub lain,” pungkas peman asal Argentina itu.

Kendala yang Dimiliki PSSI jika Tunjuk Luis Milla sebagai Pelatih Timnas Indonesia

PERSATUAN Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) didesak pencinta sepakbola Tanah Air untuk memecat Simon McMenemy dari kursi pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Mereka kesal kepada McMenemy karena tak kunjung menghadirkan hasil positif bagi Timnas Indonesia saat turun di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Selain menyarankan untuk memecat McMenemy, sejumlah suporter Timnas Indonesia yang menyuarakan suaranya lewat akun media sosial Twitter, meminta PSSI agar kembali menunjuk Luis Milla sebagai pelatih. Milla bukanlah sosok baru bagi PSSI dan Timnas Indonesia.

Luis Milla

Sebelumnya dalam kurun 2017-2018, pelatih 53 tahun itu membesut Timnas Indonesia. Meski tidak ada prestasi yang diberikan ketika menangani Timnas Indonesia, namun permainan Evan Dimas dan kawan-kawan sewaktu ditangani eks pelatih Timnas Spanyol U-21 itu dinilai impresif.

Akan tetapi, Komite Eksekutif (Exco) PSSI pasti memiliki banyak pertimbangan jika nantinya memecat McMenemy dan kemudian menunjuk Milla. Jika nantinya benar menunjuk Milla, setidaknya ada dua kendala yang bakal dihadapi induk organisasi sepakbola Indonesia tersebut.

Pertama gaji tinggi Milla. Ketika menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia, Milla menerima bayaran Rp2 miliar per bulan. Nominal itu sangat kontras dibandingkan pelatih Vietnam, Park Hang-seo yang membawa Golden Stars –julukan Vietnam– berjaya dalam satu tahun terakhir. Pelatih asal Korea Selatan (Korsel) itu hanya menerima Rp283,4 juta dari Federasi Sepakbola Vietnam (VFF) tiap bulannya.

Park Hang-Seo

(Park Hang-seo digaji Rp283,4 juta per bulan oleh Vietnam)

Selain gaji tinggi, PSSI juga bakal kerap bertengkar dengan klub jika jadi menunjuk Milla. Mengambil pengalaman sebelumnya, Milla dikenal sebagai pelatih yang gemar menggelar training center (TC) hampir setiap bulan. Otomatis jika pemain mereka kerap dipanggil Timnas Indonesia, klub-klub pasti menjerit.

Hal itu karena klub-klub sangat membutuhkan para pemain mereka, mengingat TC digelar ketika kompetisi tengah berjalan. Karena itu, PSSI bakal berpikir masak-masak sebelum menentukan siapa yang bakal menukangi Timnas Indonesia.

Lolos ke Piala Eropa 2020, Rodrigo: Spanyol Masih Butuh Peningkatan

SOLNA – Penggawa Tim Nasional (Timnas) Spanyol, Rodrigo Moreno, mengakui timnya masih membutuhkan peningkatan meski telah memastikan diri lolos ke Piala Eropa 2020. Hal itu didasarkan pada dua laga terakhir, di mana Spanyol terbilang tampil stagnan dengan meraih hasil imbang.

Terbaru, Spanyol harus bermain imbang 1-1 saat bertamu ke Swedia di Friends Arena, Rabu (16/10/2019). Sementara sebelumnya, mereka juga sempat imbang kontra Norwegia dengan skor yang sama 1-1.

Rodrigo Moreno (Foto: UEFA)

Spanyol pun sejatinya bisa lolos ke Piala Eropa lebih cepat andai mereka mampu meraih kemenangan saat melawan Norwegia. Namun itu urung terjadi karena hasil imbang yang diperoleh Spanyol.

Sementara saat melawan Swedia, Spanyol juga nyaris menunda kelolosan ketika mereka tertinggal hingga di pengujung waktu. Beruntung Rodrigo berhasil membuat gol pada menit 90+2 untuk memastikan satu poin Spanyol dan melangkah ke Piala Eropa 2020.

“Kami perlu meningkatkan diri, itu sangat jelas. Jika kami tidak mulai memenangkan lebih banyak pertandingan, maka kemampuan kami akan dipertanyakan,” ungkap Rodrigo, mengutip dari Football Espana, Rabu (16/10/2019).

“Kritik itu akan masuk akal (ketika tidak pernah menang) dan kami harus bekerja lebih keras saat kami bersiap untuk musim panas mendatang,” tambah pemain Valencia tersebut.

Rodrigo Moreno (Foto: UEFA)

“Kadang-kadang kami harus lebih tajam dengan permainan. Kami harus bisa bermain lebih langsung jika kami harus. Tetapi kami senang, walau kami lolosnya lebih lama. Namun, itu adalah jalan panjang di depan,” pungkas pemain berusia 28 tahun itu.

Tampil Buruk Kontra Malaysia, Van Toan Siap Bobol Gawang Indonesia

GIANYAR – Penyerang Tim Nasional (Timnas) Vietnam, Nguyen Van Toan, siap membobol gawang Indonesia saat bertemu di laga lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Selasa (15/10/2019) malam WIB. Setelah bermain buruk di laga kontra Malaysia, penyerang 23 tahun itu ingin menjadikan Indonesia sebagai pelampiasan.

Sebelumnya pada Kamis 10 Oktober 2019 malam WIB, Van Toan turun sebagai starter saat Vietnam menjamu Malaysia di Stadion My Dinh. Mentas sebagai starter, penyerang milik Hoang Anh Gia Lai itu gagal tampil prima.

Nguyen Van Toan

Alhasil di menit 87, Van Toan digantikan Nguyen Viet Phong. Sekarang yang jadi pertanyaan, apa modal Van Toan untuk membobol gawang skuad Garuda? Dari tiga gol yang telah dicetak bersama Timnas Vietnam, salah satunya dibuat ke gawang Indonesia.

Pada 8 November 2016, Vietnam menjamu Indonesia dalam laga bertajuk uji coba. Hingga pertandingan memasuki menit 82, skor sama kuat 2-2. Pada akhirnya, Vietnam mencetak gol kemenangan via aksi Van Toan di menit 83. Vietnam pun menang 3-2 di laga tersebut.

“Jujur, saya kurang tampil baik di laga kontra Malaysia. Saya berharap, saya mendapat kesempatan tampil di laga kontra Indonesia dan bakal menunjukkan permainan terbaik saya. Saya sama sekali tidak takut menatap laga nanti dan justru tidak sabar,” kata Van Toan mengutip dari laman resmi Federasi Sepakbola Vietnam, Selasa (15/10/2019).

Timnas Vietnam

Setelah melakoni tiga pertandingan, Vietnam saat ini duduk di posisi tiga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia dengan koleksi empat angka. Raihan itu sama persis dengan Thailand yang menempati posisi dua. Bagaimana dengan Indonesia? Tim asuhan Simon McMenemy itu terbenam di dasar klasemen tanpa satu pun poin.