Mourinho Stres dengan Situasi Transfer Eriksen

LONDON – Pelatih Tottenham Hotspur, Christian Eriksen, mengaku frustrasi dengan spekulasi transfer Christian Eriksen yang belum berakhir hingga saat ini. Ia mengaku situasi seperti ini terjadi begitu lama dan membuatnya sangat kesal.

Sekarang batas waktu bursa transfer musim dingin 2020 kurang dari seminggu. Namun, kepastian mengenai masa depan Eriksen belum menemui titik temu. Situasi ini membuat Mourinho merasa sangat stres dan berharap semuanya bisa terselesaikan secepat mungkin.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa situasi ini seharusnya tidak terjadi pada tanggal 25 Januari. Bukan keasalahn Tottenhan pada tanggal 25 Januari kami berada dalam situasi tersebut,” ungkap Mourinho, mengutip dari Goal, Minggu (26/1/2020).

“Satu-satunya hal yang bisa saya katakan adalah Eriksen, sejak saya tiba, ia berperilaku dengan cara yang sangat sangat profesional, dengan saya dan tim,” tambah pelatih berpaspor Portugal tersebut.

“Tottenham adalah yang terakhir disalahkan atas situasi ini, tetapi berada pada 25 Januari dalam situasi seperti ini tidak baik,” pungkas mantan pelatih Manchester United tersebut.

Terakhir, Eriksen dikabarkan sudah sangat dekat merapat ke Inter Milan. Tetapi hingga saat ini, kepastian tentang kepindahan berpaspor Denmark itu masih belum ada hasil. Namun, kabar berhembus pemain berusia 27 tahun itu tidak akan berkomitmen dengan kontrak baru andai bertahan di Tottenham.

Solskjaer Biasa Hadapi Tekanan di Man United

BIRKENHEAD – Manchester United akan menghadapi Tranmere Rovers pada babak 32 besar Piala FA 2019-2020 di Prenton Park, Minggu 26 Januari 2020, malam WIB. Pertandingan itu akan jadi panggung unjuk gigi bagi Man United setelah kalah beruntun di Liga Inggris.

Tidak akan mudah bagi Man United untuk tampil apik dalam pertandingan tersebut. Kekalahan beruntun dari Liverpool dan Burnley pasti memengaruhi mental para pemain Man United. Tekanan untuk meraih kemenangan pun meningkat bagi Man United.

Namun, Pelatih Man United, Ole Gunnar Solskjaer menyatakan bahwa tekanan adalah hal yang biasa baginya. Saat membela atau melatih tim sebesar Man United maka tekanan akan jadi santapan utama. Sebab, bagi tim besar kekalahan adalah hal yang diharamkan.

Solskjaer yang pernah membela Man United serta kini bertugas melatih tentu sangat paham dengan besarnya tuntutan menang di setiap pertandingan. Juru taktik berpaspor Norwegia itu menyatakan bahwa yang terpenting adalah Man United harus bangkit dari situasi sulit ini secepatnya.

“Tentu saja semua orang kecewa karena kami tidak menang dan kami semua ingin memenangkan pertandingan. Dapat dimengerti bahwa suporter terkadang menyuarakan rasa frustrasi mereka ketika hasilnya tidak bagus di lapangan. Kemarin adalah dua hasil yang mengecewakan, yang telah meningkatkan perasaan itu, tetapi bagi kami, Anda harus terbiasa di klub ini,” kata Solskjaer, mengutip dari laman resmi Man United, Sabtu (25/1/2020).

“Ketika Anda berada di klub ini selama saya maka akan terbiasa dengan suka dan duka, seperti yang baru saja kami bicarakan di sini, Anda harus melanjutkannya. Ketika Anda melakukannya dengan baik, Anda tidak tinggal landas, ketika Anda melakukannya dengan buruk, Anda tahu Anda memiliki pekerjaan yang harus dilakukan dan Anda harus melakukannya dengan lebih baik lain kali,” ujarnya.

Takluk dari Klub Divisi Tiga, Atletico Madrid Gugur di Copa del Rey 2019-2020

LEON – Hasil negatif harus didapat Atletico Madrid ketika menjalani babak 32 Besar Copa del Rey musim 2019-2020. Menghadapi Cultural Leonesa, Los Rojiblancos –julukan Atletico– harus puas menyudahi laga dengan kekalahan 1-2 dari lawannya.

Dalam pertandingan yang digelar Estadio Municipal Reino de Leon, Jumat (24/1/2020) dini hari WIB, Atletico sebenarnya tampil mendominasi. Bahkan beberapa peluang didapat Atletico untuk bisa membuka keunggulan.

Akan tetapi hingga 45 menit pertama usai, Atletico masih kesulitan untuk bisa membongkar pertahanan Leonesa. Baru pada menit ke-65, Atletico membuka keunggulannya atas Leonesa melalui gol yang dicetak oleh Angel Correa usai memaksimalkan umpan dari Joao Felix dengan tembakannya.

Unggul 1-0, membuat Atletico justru mengendurkan serangan mereka pertahanan kubu tuan rumah. Situasi tersebut pun berhasil dimanfaatkan betul oleh Leonesa untuk bisa mengembangkan permainan mereka.

Bahkan ketika laga menyisahkan 7 menit, Leonesa mampu menyamakan kedudukannya dari Atletico. Adalah Julen Castaneda yang mampu mencatatkan namanya di papan skor, usai sepakannya dari dalam kotak penalti Atletico tak bisa digapai Adan.

Skor 1-1 pun bertahan hingga waktu normal berakhir, yang mana laga antara Leonesa kontra Atletico harus berlanjut ke babak tambahan. Di babak tambahan, Atletico sempat beberapa kali menebar ancaman ke pertahanan Leonesa. Namun lini belakang Leonesa tampil solid di laga ini.

Baca Juga: PSG Akui Terima Tawaran dari Klub Spanyol untuk Edinson Cavani

Leonesa sendiri akhirnya mampu berbalik unggul atas Atletico ketika pertandingan berusia 108 menit melalui gol dari Sergio Benito. Penyerang berusia 20 tahun tersebut berhasil meneruskan umpan dari Gabriel Gudino dengan sepakan kaki kirinya yang kembali tak bisa diamankan Adan.

Hingga peluit panjang ditiupkan wasit, skor 2-1 untuk kemenenangan Leonesa atas Atletico pun tak berubah. Dengan hasil tersebut, Atletico pun dipastikan tersisih prematur dari ajang Copa del Rey musim ini.

Bantu Ekonomi Rakyat Sekitar, Persib Diharapkan Bisa Terus Bermain di Stadion GBLA

BANDUNG – Usai melakoni turnamen pramusim Asia Challenge Cup di Malaysia, Persib Bandung kini mulai melakukan latihan intensif. Sesi latihan tersebut pun digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sejak Rabu 22 Januari 2020 kemarin.

Kehadiran para pemain Persib di Stadion GBLA itu menjadi sebuah magnet bagi para bobotoh yang ingin melihat idolanya itu berlatih. Tak hanya penonton saja, namun para pedagang juga ikut meramaikan Stadion GBLA saat Maung Bandung –julukan Persib– sedang berlatih.

Hadirnya Persib di Stadion GBLA benar-benar membuat area tersebut seperti hidup kembali. Sebab menurut pedagang yang berjualan di area stadion, tanpa adanya Persib bertanding maka stadion tersebut benar-benar sepi pengunjung.

Untuk itu, para pedagang di area tersebut sangat berharap Persib memilih Stadion GBLA sebagai markas utama mereka di Liga 1 2020 nanti. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, pedagang di area Stadion GBLA mengaku akan sangat gembira karena bisnis mereka jelas akan semakin ramai ketika laga sedang berlangsung.

“Karena Persib enggak lagi tanding dan enggak lagi latihan di sini (Stadion GBLA), kawasan di sini langsung sepi. Ibu berdoa supaya Persib tandingnya di sini. Biar ramai lagi. Bobotoh pada ngopi di sini, ibu jadi semangat jualannya juga,” terang Imas Maisyaroh, pedagang yang berada di wilayah Stadion GBLA, mengutip dari laman resmi Persib, Kamis (23/1/2020).

Persib sendiri sampai saat ini sebenarnya belum menentukan markas mereka untuk gelaran musim depan. Walau sebenarnya ada dua stadion yang bisa dijadikan markas utama Persib, yakni Stadion GBLA dan juga Si Jalak Harupat, namun pihak Persib nyatanya enggan untuk mengungkapkannya.

Stadion GBLA memang menjadi kandidat terkuat bagi Persib untuk menjadi markas utama mereka. Selain karena dekat dari pusat kota Bandung, Stadion GBLA juga mampu menampung banyak penonton, walau memang ada beberapa tempat dalam stadion tersebut yang mengalami kerusakan.

Akan tetapi, Persib takkan bisa menjadikan Stadion GBLA sebagai markas mereka seperti di Liga 1 2019 sebelum polemik antara Pemerintah Kota Bandung dengan PT Adhi Karya selesai. Jadi, selama polemik itu masih ada maka sulit bagi Persib menjadikan Stadion GBLA sebagai markas mereka di Liga 1 2020.

Setien Akui Barcelona Pertimbangkan Beli Penyerang Baru

BARCELONA – Cedera yang dialami penyerang Barcelona, Luis Suarez, pada akhirnya membuat klub berjuluk Blaugrana itu diisukan bakal merekrut striker anyar di bursa transfer musim dingin 2020. Hal itu pun ditanggapi positif oleh Pelatih Barca, Quique Setien.

Perlu diketahui, Suarez sejatinya harus menepi hingga empat bulan ke depan. Dengan kondisi tersebut, sontak Barca saat ini hanya memiliki Antoine Griezmann untuk dijadikan penyerang tengah.

Maka dari itu, Setien tidak menampik kalau saat ini pihak manajemen tengah mempertimbangkan hal tersebut. Akan tetapi, ia tak ingin terlalu memikirkan perekrutan itu. Saat ini, ia mengaku hanya menaruh fokus ke pertandingan Barca berikutnya, yakni menghadapi Ibiza di ajang Copa del Rey.

“Kami sedang mempertimbangkan masalah itu, tetapi kami masih harus sedikit lebih matang. Ini bukan masalah yang membuat saya terlalu khawatir,” ujar Setien, seperti dilansir dari Goal, Rabu (22/1/2020).

“Saya mengkhawatirkan tentang pertandingan besok dan pertandingan melawan Valencia (di Liga Spanyol). Itu adalah masalah yang berurusan dengan manajemen olahraga (klub) secara mendalam dan kami akan melihat apa yang paling nyaman,” sambung Setien.

Saat ini, sejumlah nama penyerang top dikaitkan dengan Barca untuk mengisi kekosongan Suarez. Beberapa di antaranya adalah penyerang AC Milan, Krzysztof Piatek, dan andalan Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang.

Cavani Minta Hengkang, PSG Dekati Piatek

PARIS – Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Edinson Cavani, sudah membuat keputusn untuk meninggalkan klubnya tersebut di bursa transfer musim dingin 2020. Itulah mengapa saat ini PSG mencari penyerang baru dan juru gedor AC Milan, Krzysztof Piatek, menarik minat mereka.

Meski kontrak Cavani bersama PSG akan berakhir pada 30 Juni 2020, namun Direktur Olahraga Les Parisiens, Leonardo Araujo, tak ingin kehilangan pemainnya tersebut di musim di Januari ini. Kendati begitu, Cavani nyatanya sudah tidak kerasan berada di PSG lantaran kerap dijadikan penghuni bangku cadangan.

“Memang benar bahwa hari ini dia meminta untuk pergi. Kami sedang mempelajari situasinya. Juga benar bahwa ada pendekatan dari Atletico Madrid. Kami harus mendengarkannya karena kami sangat menghormati pemain,” ujar Leonardo, mengutip dari Sky Sports, Selasa (21/1/2020).

Untuk menggantikan posisi Cavani, Leonardo pun mencoba mengevaluasi situasi Piatek. Perlu diketahui, saat ini Piatek menjadi salah satu pemain yang bakal dilepas Milan. Pasalnya, di musim kompetisi 2019-2020, Piatek gagal menampilkan performa terbaiknya.

Berposisi sebagai penyerang, namun Piatek justru kesulitan membuat gol. Tercatat, dari 19 pertandingan yang dilakoni Piatek bersama Milan sepanjang musim ini, penyerang asal Polandia itu baru mengemas lima gol. Adapun kehadiran Zlatan Ibrahimovic menjadi faktor lain yang mendorong Milan melepas Piatek.

Piatek sendiri sebenarnya baru bergabung dengan Milan pada bursa transfer musim dingin 2019. Kala itu ia ditebus dari Genoa dengan mahar 35 juta euro dan Leonardo adalah yang mempelopori perekrutan tersebut karena posisinya sebagai Direktur Milan. Kini, Leonardo berencana membawa Piatek ke PSG.

Conte Akui Inter Kesulitan Tembus Pertahanan Lecce

LECCE – Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, mengakui timnya kesulitan menembus pertahanan Lecce pada pertandingan pekan ke-20 Liga Italia 2019-2020. Itu pula yang akhirnya menyebabkan Inter harus puas bermain imbang 1-1 kontra Lecce.

Pada laga tersebut, Conte menyebut Lecce telah mengubah sistem permainan yang membuat Inter kesulitan menemukan celah. Meski berhasil menjebol gawang Lecce pada menit 71 lewat Alessandro Bastoni, tetapi situasi tersebut tak berlangsung lama.

Karena setelah Inter mencetak gol, Lecce mampu menyamakan kedudukan pada enam menit berikutnya. Gol Lecce dicetak Marco Mancosu yang membuat keadaan berubah menjadi 1-1 dan bertahan hingga laga usai.

“Lecce mengubah sistem permainan mereka hari ini, menurunkan formasi 5-3-2 agar bisa tampil lebih dalam dan menutup semua ruang. Situasi menjadi sulit ketika lawan bermain seperti ini,” ungkap Conte, mengutip dari laman resmi Inter, Senin (20/1/2020).

“Kami akhirnya mampu mendapatkan beberapa solusi namun kurang tajam di lini serang. Kami harus lebih menunjukkan tekad dan ketajaman ketika memiliki peluang. Kemudian kami kebobolan, satu gol yang terasa pahit,” tambahnya.

Hasil tersebut membuat Inter gagal mendekati perolehan poin rivalnya Juventus yang sukses meraih kemenangan atas Parma. Kini mereka berjarak empat poin, di mana Inter masih bertahan di urutan kedua dengan koleksi 47 poin.

Gavin Bandingkan Gaya Permainan Klub Liga Inggris dengan Melbourne Victory

GIANYAR – Pemain anyar Bali United, Gavin Kwan Adsit, membandingkan gaya permainan Melbourne Victory dengan klub-klub asal Inggris. Dalam pandangan eks pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23 itu, pola permainan yang diterapkan Melbourne Victory sama seperti klub-klub Inggris, yakni tampil dengan intensitas tinggi.

Pada Selasa 21 Januari 2020 sore WIB, Bali United akan bertandang ke markas Melbourne Victory, tepatnya di lanjutan Kualifikasi II Liga Champions Asia 2020. Meski bermain di kandang lawan, bukan berarti Bali United akan takluk dengan mudah.

Sebab, kondisi internal Melbourne Victory sedang tidak harmonis. Hal itu setelah baru-baru ini, mereka memecat sang pelatih yakni Marco Kruz. Benar, Melbourne Victory berstatus sebagai klub tersukses di Liga Australia dengan koleksi empat gelar. Namun, kemapanan itu belum mereka tunjukkan musim ini.

Hingga kompetisi Liga Australia 2019-2020 memainkan 13 pertandingan, Melbourne Victory terlempar ke urutan delapan dengan koleksi 15 angka, tertinggal 19 poin dari Sydney FC di puncak klasemen.

 Namun, apa pun bisa terjadi di sepakbola, termasuk melihat Melbourne Victory bangkit. Terlebih, fisik para pemain Melbourne jauh lebih besar ketimbang Bali United sehingga itu bisa dijadikan mereka sebagai sebuah keunggulan

“Saya rasa melawan Melbourne Victory pertandingan akan berlangsung dengan intensitas tinggi. Yang saya tahu permainan tim Australia seperti tim di Liga Inggris dengan tipe permainan cepat. Jadi kami mesti siap antisipasi itu,” kata Gavin mengutip dari laman resmi Bali United, Minggu (19/12020).

Nantinya, pemenang laga di atas belum otomatis lolos ke Fase Grup Liga Champions Asia 2020. Mereka harus lebih dulu menghadapi Kashima Antlers (Jepang) di babak playoff untuk memperebutkan satu tiket lolos ke Fase Grup Liga Champions Asia 2020.

De Ligt Baru Bisa Gabung Barcelona pada 2021

TURIN – Pada bursa transfer musim panas 2019 Juventus merekrut Matthijs de Ligt dari Ajax Amsterdam dengan mahar 85,5 juta euro atau sekira Rp1,29 triliun. Akan tetapi, harus disayangkan karena sejauh ini De Ligt belum bisa menampilkan performa yang memuaskan dalam balutan seragam Bianconeri.

Kondisi tersebut pada akhirnya menimbulkan spekulasi kalau bek berpaspor Belanda itu akan dilepas oleh Juve. Apalagi, klub yang meminati De Ligt musim panas lalu, Barcelona, disebut masih bersedia menampung mantan kapten Ajax itu.

Mantan rekan setim De Ligt di Ajax, Frenkie de Jong, juga meyakini bahwa ia akan bereuni lagi dengan kompatriotnya tersebut di Barca. Kendati demikian, untuk bisa merekrut De Ligt, Barca setidaknya harus menunggu hingga bursa transfer musim panas 2021. Sebab, saat ini De Ligt tak bisa meninggalkan Juve.

Hal tersebut terjadi lantaran adanya undang-undang pajak baru Italia yang disahkan pada tahun 2019. Menurut laporan yang disampaikan Daily Mail, Sabtu (18/1/2020), undang-undang tersebut menjamin bahwa hanya 50% dari gaji De Ligt yang akan dikenakan pajak. Akan tetapi, hak istimewa itu hanya berlaku jika si pemain menghabiskan waktu setidaknya dua tahun di Italia.

Jika sebelum dua tahun De Ligt bergabung dengan klub di luar Italia, maka hal itu akan membuat Juve mendapat penalti. Pasalnya, Bianconeri akan diminta untuk membayar semua pajak yang seharusnya bisa dihindari dari periode hingga potensi penjualan.

Dengan kondisi seperti itu, tentunya Juve akan berusaha mati-matian mempertahankan De Ligt. Mereka boleh sedikit bernapas lega terkait hal tersebut, karena De Ligt sendiri sejatinya memiliki keinginan kuat untuk membuktikan dirinya bersama Bianconeri.

Lautaro Martinez: Conte Jadi Alasan Kebangkitan Inter di Musim Ini

MILAN – Pemain andalan Inter Milan, Lautaro Martinez, sangat senang bisa dilatih Antonio Conte. Sebab bagi Lautaro, semenjak Inter ditangani oleh pelatih asal Italia tersebut timnya itu berkembang sangat pesat.

Saking pesatnya, Inter kini bisa bersaing ketat dengan Juventus dalam perebutan gelar juara Liga Italia 2019-2020. Inter tepatnya berhasil membuntuti Juventus dari peringkat kedua dan hanya beda dua poin saja dari skuad asuhan Maurizio Sarri itu.

Jelas pencapaian itu bisa dikatakan cukup luar biasa. Apalagi jika melihat Inter dalam beberapa musim terakhir, di mana mereka kesulitan untuk masuk ke dalam tim yang bisa bersaing memperebutkan gelar juara.

Menurut Lautaro, semua hal itu bisa terjadi berkat Conte. Ia merasa mantan juru taktik Chelsea itu menjadi alasan mengapa Inter bisa bangkit di musim 2019-2020 ini. Pemain asal Argentina tersebut pun berharap Inter bisa terus tampil konsisten hingga akhir musim dan meraih gelar juara.

“Banyak hal telah berubah sejak dia (Conte) bergabung. Dia memiliki cara spesial untuk melakukan berbagai hal dan dia mengajarkan banyak hal, bahkan sejak hari pertamanya melatih. Dia telah meyakinkan kami semua untuk bisa memberikan yang terbaik dan hasil baik bisa datang dari hal tersebut,” jelas Lautaro, mengutip dari Sportskeeda, Jumat (17/1/2020).

Hadirnya Conte di Inter memang telah berhasil memberikan dampak yang positif di musim 2019-2020 ini. Terbukti, Inter saja baru merasakan satu kekalahan, tiga imbang, dan 15 kemenangan dari 19 laga yang sudah berlangsung di Liga Italia 2019-2020. Semua peningkatan itulah yang membuat Lautaro senang dengan kehadiran Conte.