Profil Hansi Flick, Pelatih yang Bawa Bayern Munich Juara Liga Champions 2019-2020

MUNICH – Tidak banyak yang tahu sosok Hansi Flick, sebelum dirinya menangani Bayern Munich awal musim ini. Sebab, pelatih 55 tahun itu lebih banyak bekerja sebagai asisten pelatih, ketimbang bertugas sebagai juru taktik utama.

Sebenarnya, Flick sudah memulai karier kepelatihannya pada 1996. Saat itu selama empat tahun, Flick bertugas sebagai pelatih di FCB Bammental, klub yang kini tampil di Divisi Tujuh Liga Jerman.

Hansi Flick

Kemudian pada 2000 hingga 2005, Flick menjadi pelatih kepala di TSG Hoffenheim. Sempat pada 1 Juli hingga 31 Agustus 2006, Flick bertugas sebagai asisten pelatih Giovanni Trapattoni di Red Bull Salzburg.

Dari sinilah Flick memulai kariernya sebagai asisten pelatih. Dari 1 September 2006 hingga 31 Agustus 2014, Flick menjadi asisten pelatih Joachim Low di Tim Nasional Jerman.

Kehadiran Flick nyatanya memberikan tuah tersendiri bagi Die Mannschaft –julukan Jerman. Tercatat, Jerman lolos ke final Piala Eropa 2008, semifinal Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, serta menjadi kampiun Piala Dunia 2014.

Kemudian kelar Piala Dunia 2014, Flick naik pangkat menjadi Direktur Olahraga Timnas Jerman. Namun, ketiadaan Flick di kursi pelatih nyatanya membuat Low linglung. Akibatnya, Jerman gagal total di Piala Dunia 2018 yang mana gagal lolos dari fase grup.

Flick Sebut Permainan PSG Mirip dengan Barcelona, Akankah Bernasib Sama?

LISBON – Pelatih Bayern Munich, Hansi Flick, menyebut timnya siap untuk melakoni laga final Liga Champions 2019-2020 kontra Paris Saint-Germain (PSG). Ia menyebut bahwa timnya telah melakukan analisis permainan jelang bertanding di Estadio do Sport Lisboa e Benfica, Senin 24 Agustus 2020 dini hari WIB.

Salah satu persiapan yang dilakukan Flick dalam melawan PSG adalah melakukan perbandingan tim. Flick tak menyangkal bahwa ia melakukan perbandingan soal permainan PSG dengan tim-tim lain seperti Olympique Lyon dan Barcelona.

Barcelona vs Bayern

Seperti diketahui, Lyon dan Barcelona adalah dua tim yang dihadapi Bayern sebelum menyentuh partai puncak. Pada babak perempatfinal, mereka sukses menaklukkan Barcelona, sedangkan di semifinal Bayern menumbangkan Lyon.

Jika berkaca pada dua tim tersebut, Flick ternyata menyebut PSG memiliki permainan seperti Barcelona. Ia menyadari bahwa klub besutan Thomas Tuchel itu memiliki banyak pemain berkualitas seperti Neymar Jr, Kylian Mbappe, Angel Di Maria, dan Keylor Navas.

Karena itu, Flick menilai Bayern akan memiliki tantangan yang sama seperti melawan Barcelona saat menghadapi PSG. Lalu, apakah PSG akan bernasib sama seperti Barcelona yang dibuat malu oleh Bayern.

Seperti diketahui pada babak perempatfinal, Bayern secara perkasa menaklukkan Barcelona dengan skor telak 8-2. Meski Barcelona memiliki materi pemain yang melimpah, tetapi Bayern mampu menunjukkan performa terbaiknya.

Kisah Lopetegui, Dipecat Spanyol 2 Hari Jelang Piala Dunia 2018 hingga Bawa Sevilla Juara Liga Eropa

KOLN – Julen Lopetegui meraih trofi pertama dalam statusnya sebagai pelatih klub profesional. Juru taktik asal Spanyol itu meraih trofi perdananya setelah mengantarkan Sevilla menang 3-2 atas Inter Milan di final Liga Eropa 2019-2020 yang dilangsungkan di RheinEnergieStadion, Koln, Sabtu (22/8/2020) dini hari WIB.

Sebelum sukses seperti sekarang, Lopetegui sebenarnya sempat berjaya saat menangani tim junior Spanyol. Pria yang sewaktu aktif sebagai pemain beroperasi sebagai penjaga gawang itu, membawa Timnas Spanyol juara Piala Eropa U-19 2012 dan U-21 2013.

Kesuksesan bersama tim junior, membuat Lopetegui naik pangkat. Pada musim panas 2016, Lopetegui dipercaya menangani Timnas senior Spanyol.

Julen Lopetegui

(Lopetegui (tengah) jelang bawa Spanyol tampil di Piala Dunia 2018)

Hasilnya luar biasa, dalam 20 laga awal bersama La Furia Roja –julukan Timnas Spanyol, Lopetegui membawa Sergio Ramos dan kawan-kawan tidak terkalahkan dengan koleksi 14 menang dan enam imbang. Atas hasil itu, Spanyol lolos ke Piala Dunia 2018.

Kesuksesan bersama Spanyol membuat Lopetegui diburu Real Madrid, tim yang baru saja ditinggalkan sang pelatih, Zinedine Zidane. Ternyata, kesempatan menangani Madrid tidak ditolak Lopetegui.

Ia memutuskan akan menangani Madrid per musim 2018-2019, di tengah-tengah persiapan Timnas Spanyol jelang tampil di Piala Dunia 2018. Ternyata, keputusan yang diambil Lopetegui membuat Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) naik pitam. RFEF memutuskan memecat Lopetegui H-2 sebelum digulirkannya Piala Dunia 2018!

Kemudian, posisi Lopetegui digantikan Fernando Hierro dan langkah Spanyol terhenti di babak 16 besar. Padahal, jika Lopetegui masih duduk di kursi pelatih, Spanyol memiliki kesempatan besar menjadi kampiun di akhir turnamen.

Jadwal Final Liga Eropa 2019-2020 Malam Ini, Perebutan Pot 1 Undian Liga Champions 2020-2021

FINAL Liga Eropa 2019-2020 akan dilangsungkan malam ini waktu Jerman, atau Sabtu 22 Agustus pukul 02.00 WIB. Laga final yang digelar di RheinEnergieStadion, Koln, Jerman itu mempertemukan Sevilla vs Inter Milan.

Setidaknya ada dua alasan kenapa Sevilla dan Inter sama-sama memburu gelar juara Liga Eropa 2019-2020. Jika menjadi juara, musim mereka terselamatkan dengan koleksi satu gelar juara.

Sevilla

(Sevilla tim tersukses di Liga Eropa)

Sekadar informasi, baik Sevilla dan Inter sama-sama belum meraih gelar musim ini. Karena itu, trofi Liga Eropa jadi kesempatan terakhir mereka meraih trofi.

Kemudian, alasan kedua adalah, trofi Liga Eropa 2019-2020 membuat mereka ditempatkan di pot 1 undian Fase Grup Liga Champions 2020-2021. Dengan ditempatkan di pot 1, peluang mereka bertemu lawan kuat di fase grup sangat kecil.

Sekadar informasi, biasanya tim-tim kuat ditempatkan UEFA di pot 1. Untuk Liga Champions 2020-2021, pot 1 diisi juara Liga Eropa 2019-2020 dan kampiun di tujuh kompetisi domestik teratas Eropa.

Selain Sevilla atau Inter, pot 1 ditempati Paris Saint-Germain (Prancis), Bayern Munich (Jerman), Liverpool (Inggris), Juventus (Italia), Real Madrid (Spanyol), FC Porto (Portugal) dan Zenit st Petersburg (Rusia).

Bayern Jumpa PSG di Final Liga Champions, Davies Prediksi Akan Ada Banyak Gol

LISBON – Penggawa Bayern Munich, Alphonso Davies, saat ini sedang merasa bahagia karena berhasil membantu timnya lolos ke final Liga Champions 2019-2020. Kepastian itu didapatkan usai Bayern mampu menghajar Olympique Lyon di semifinal dengan skor 3-0 pada Kamis (20/8/2020) dini hari WIB.

Davies pun menyebut saat ini rekan-rekan setimnya di Bayern sedang merayakan keberhasilan mereka mencapai final Liga Champions 2019-2020 tersebut. Terlebih pertandingan final nanti akan menjadi final ke-11 Bayern di ajang si Kuping Besar tersebut, yang mana menjadikan klub itu berada di urutan kedua dalam tim yang sering tampil di partai puncak Liga Champions.

Akan tetapi, fullback kiri Bayern itu berharap perayaan itu tak berlangsung lama. Sebab Davies sangat ingin timnya fokus jelang menjalani laga pamungkas mereka di Liga Champions musim ini.

Para pemain Bayern Munich

Apalagi Davies tahu betul laga final nanti tidaklah mudah, sebab lawan yang akan dihadapi Bayern adalah Paris Saint-Germain (PSG). Ia percaya PSG bakal memberikan perlawanan yang amat sulit dan bakal merepotkan Bayern.

Bahkan Davies memprediksi akan ada banyak gol di laga final Liga Champions 2019-2020 tersebut. Namun, pemain asal Kanada itu memastikan bahwa tim yang mencetak lebih banyak gol adalah Bayern.

Davies juga senang karena lawannya adalah PSG. Sebab sebagai seorang pemain, Davies menyebutkan bahwa sudah menjadi impiannya untuk bisa menghadapi tim terbaik di Eropa saat ini dan PSG jelas adalah salah satunya.

Tuchel Ingin Nikmati Laga Olympique Lyon vs Bayern Munich

LISBON – Tiket ke Final Liga Champions 2019-2020 berhasil digenggam Paris Saint-Germain (PSG) usai menaklukkan RB Leipzig dengan skor 3-0. Kini, Les Parisien tinggal menanti siapa pemenang laga antara Olympique Lyon vs Bayern Munich yang digelar Kamis 20 Agustus 2020 dini hari WIB.

Seperti diketahui, PSG berhasil mencatatkan tinta emas dengan lolos ke Final Liga Champions untuk pertama kali sepanjang sejarah berdirinya klub sejak 1970. Keberhasilan itu didapat usai menang telak 3-0 atas RB Leipzig di Stadion Da Luz, Lisbon, Portugal, Rabu (19/8/2020) dini hari WIB.

Skuad racikan Thomas Tuchel tampil dominan sejak peluit dibunyikan wasit Bjorn Kuipers. Alhasil, mereka mampu unggul cepat lewat sundulan Marquinhos di menit 13. Setelah itu, PSG menambah dua gol lagi berkat Angel di Maria (42’) dan Juan Bernat (53’).

Bayern Munich jadi lawan favorit bagi Thomas Tuchel (Foto: Twitter/@FCBayernEN)

Terkait siapa lawan di final, Thomas Tuchel menjagokan Bayern Munich seperti kebanyakan pecinta sepakbola. Walau begitu, ia sadar siapa pun lawan di babak final nantinya akan jadi tantangan terbesar dalam karier kepelatihan. Karena itu, pria asal Jerman tersebut akan menikmati jalannya pertandingan.

“Saya akan menonton dan menyaksikan pertandingan besok bersama para pemain dan staf. Kami tahu Bayern adalah favorit, tetapi ini lah sepakbola. Tentu saja, ini akan menjadi tantangan terbesar untuk karier saya,” papar Thomas Tuchel, sebagaimana dikutip dari Goal, Rabu (19/8/2020).

Laga Final Liga Champions 2019-2020 sendiri akan digelar di Stadion Da Luz, Lisbon, Portugal. PSG vs Bayern Munich akan menjadi final ideal dari tiga tim tersisa. Namun, laga PSG vs Olympique Lyon juga akan tercatat dalam buku sejarah sebagai All French Finale pertama.

Inter ke Final Liga Eropa 2019-2020, Conte Sindir Juventus

DUSSELDORF – Inter Milan sukses melaju ke final Liga Eropa 2019-2020. Hal itu setelah Diego Godin dan rekan-rekan berhasil menumbangkan Shakhtar Donetsk dengan skor cukup telak 5-0, pada Selasa (18/8/2020) dini hari WIB.

Lima gol Inter pada kali ini masing-masing dicetak Lautaro Martinez (19’’,74’), Danilo D’Ambrosio (64’), dan Romelu Lukaku (78’, 83’). Meski sempat dibuat repot dengan permainan cepat yang diterapkan Shakhtar, Inter terbukti tampil cukup efisien untuk merebut kemengan di laga kali ini.

Pelatih Inter Milan, Antonio Conte pun mengaku sangat puas dengan performa timnya musim ini, termasuk pencapaian Inter ke final Liga Eropa 2019-2020. Conte bahkan tak ragu menyebut kalau tim asuhannya punya statistik lebih baik dari Juventus sepanjang 2019-2020 ini.

“Saya pikir kami kurang beruntung di Liga Champions dan Coppa Italia, kami pantas dapatkan lebih. Kami mengalami beberapa kesalahan yang tidak dapat dibenarkan di Serie A, terutama saat melawan Bologna dan Sassuolo,” ujar Conte, seperti dilansir dari laman Sky Sports, Selasa (18/8/2020).

“Tetapi, saya percaya bahwa Anda belajar banyak dari situasi negatif ini daripada situasi positif. Kami belajar, dan Anda bisa melihat perkembangannya. Pada akhirnya, kami finis di Serie A satu poin di bawah Juventus, dan lebih superior dari mereka dalam banyak statistik,” lanjutnya.

Berbicara mengenai kekuatan lawan di laga semifinal kali ini, Conte mengakui Shakhtar bermain cukup baik sepanjang pertandingan. Tapi ia juga senang sebab Inter berhasil menunjukkan dominasi atas wakil Ukraina tersebut.

3 Skenario Masa Depan Messi Bersama Barcelona, Segera Angkat Kaki?

BARCELONA – Lionel Messi terlihat terpuruk setelah Barcelona kalah 2-8 dari Bayern Munich di perempatfinal Liga Champions 2019-2020, Sabtu 15 Agustus 2020 dini hari WIB. Dalam foto yang diunggah Marca, Messi terlihat terduduk lemas di ruang ganti Estadio da Luz, Lisbon, Portugal.

Ekspresi Messi di atas merupakan puncak dari kekesalan yang ditunjukkan ayah tiga anak tersebut kepada manajemen Barcelona. Pernah setelah Barcelona kalah 1-2 dari Osasuna di pekan ke-37 Liga Spanyol 2019-2020, Messi menilai Blaugrana –julukan Barcelona– tak cukup mampu untuk bersaing di Liga Champions.

Lionel Messi

Benar saja, Barcelona menjadi bulan-bulanan calon kuat juara Liga Champions musim ini, Bayern Munich. Lantas, apa langkah yang diambil Messi selanjutnya?

Setidaknya ada tiga skenario atau langkah yang diambil Messi. Pertama, meninggalkan Barcelona pada musim panas 2020, atau ketika kontraknya masih menyisakan satu tahun lagi.

Opsi di atas tentu takkan diterima presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu. Jika Bartomeu melepas Messi pada musim panas 2020, elektabilitas Bartomeu bisa menurun drastis ketika maju sebagai calon presiden Barcelona tahun depan.

Karena itu, Bartomeu akan melakukan segala cara agar Messi tetap membela Barcelona musim depan. Kemudian, opsi kedua meninggalkan Barcelona ketika kontraknya berakhir pada 30 Juni 2021.

Setien Dipecat, Guardiola Jadi Pelatih Barcelona?

BARCELONA – Nama Quique Setien santer diberitakan akan dipecat setelah Barcelona kalah 2-8 dari Bayern Munich di perempatfinal Liga Champions 2019-2020, Sabtu 15 Agustus 2020 dini hari WIB. Sejumlah pelatih langsung dikait-kaitkan akan menangani Barcelona musim depan.

Beberapa di antaranya adalah Thierry Henry (Montreal Impact), Ronald Koeman (Timnas Belanda) dan Mauricio Pochettino. Untuk nama yang disebut terakhir, kencang diberitakan sudah mengadakan pertemuan dengan presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu.

Setien

(Setien segera dipecat Barcelona)

Namun, adanya pertemuan belum ada jaminan Bartomeu akan cocok dengan Pochettino. Bukan tak mungkin, pelatih Barcelona musim depan bukan nama-nama di atas, melainkan sosok lain.

Sosok yang dimaksud adalah pelatih yang memberikan 14 trofi selama empat musim (2008-2012) menangani Barcelona, Josep Guardiola. Saat ini, Guardiola sebenarnya masih memiliki kontrak satu musim bersama Manchester City.

Akan tetapi, Guardiola bisa angkat kaki lebih cepat dari Man City, setelah tak kunjung memenangkan trofi Liga Champions bagi The Citizens. Alasan manajemen Man City mendatangkan Guardiola pada musim panas 2016 adalah demi memenangkan gelar Liga Champions.

Sekadar informasi, Guardiola berpengalaman memenangkan trofi Liga Champions. Sepanjang karier melatihnya, Guardiola memenangkan dua trofi Liga Champions (2008-2009 dan 2010-2011) dan keduanya diraih bersama Barcelona.

4 Mantan Pemain Barcelona yang Bisa Jadi Suksesor Quique Setien

LISBON – Nama Pelatih Barcelona, Quique Setien, kini tengah menjadi perbincangan hangat. Usai Barcelona menelan kekalahan telak dari Bayern Munich dengan skor 2-8 di babak perempatfinal Liga Champions 2019-2020, Setien diyakini banyak pihak bakal segera didepak dari kursi kepelatihan.

Beberapa nama pengganti Setien di Barcelona pun kini sudah ramai diperbincangkan. Barcelona dinilai bisa turut mengikuti langkah beberapa klub dengan merekrut mantan pemainnya untuk menjadi suksesor Setien.

Xavi Hernandez

Tercatat, ada empat mantan pemain Barcelona yang bisa turut dipertimbangkan untuk menangani Barcelona musim depan. Salah satunya adalah Xavi Hernandez. Xavi sendiri diketahui sudah berkecimpung ke dunia kepelatihan sejak setahun terakhir.

Mantan gelandang Barcelona itu kini menangani salah satu klub di Qatar, yakni Al Sadd. Bermodalkan pengalaman sebagai pelatih selama setahun terakhir serta pengetahuan mendalam terkait seluk-beluk Barcelona, Xavi dinilai bisa menjadi opsi baik untuk melatih Barcelona.

Kedua, ada nama Ronald Koeman. Sama seperti Xavi, Koeman yang pernah membela Barcelona pada 1989-1995 tentu sudah memahami betul soal kondisi klub. Pihak Barcelona bisa mempertimbangkan dengan baik sosok pelatih Tim Nasional (Timnas) Belanda tersebut untuk menjadi suksesor Setien.

Tetapi, untuk mendapatkan jasa Koeman, Barcelona dipastikan harus berjuang keras. Sebab, pihak Blaugrana –julukan Barcelona– sendiri diketahui sudah pernah mendekati Koeman. Tetapi, ia menolak tawaran tersebut karena lebih memilih fokus bersama Timnas Belanda.