Timo Werner Girang Cetak Gol tapi Tak Senang Chelesa Ditahan Imbang Southampton

LONDON – Timo Werner merasa girang setelah berhasil mencetak gol perdana untuk Chelsea di Liga Inggris 2020-2021 setelah ditadangkan dari RB Leipzig pada bursa transfer musim panas 2020 silam. Tak hanya satu, pemain asal Jerman itu mencetak dua gol sekaligus, brace nama istilahnya.

Chelsea pada pekan kelima Liga Inggris musim ini menjamu Southampton pada Sabtu 17 Oktober 2020. Mereka memimpin dua gol melalui sepakan Werner pada menit 15 dan 18.

Foto/Chelsea

Dua menit jelang babak pertama usai The Saints—julukan Southampton—berhasil menyamakan kedudukan. Gol dicetak lewat tendangan pemain Tim Nasional Inggris, Danny Ings.

Pada babak kedua, Southampton berhasil membuat skor menjadi 2-2. Che Adams membawa gol penyeimbang pada menit 57.

Pasukan Frank Lampard yang tampil agresif kembali memperlebar jarak gol. Werner yang berpeluang mencetak gol ketiganya, tidak melakukan tembakan. Dia memberikan bola kepada rekan senegaranya Kai Harverts, yang berdiri bebas, sehingga pemain berusia 21 tahun dengan mudah mencetak gol di menit ke-59.

Namun, poin sempurna Chelsea di kandang mereka harus buyar. Southampton berhasil mencetak gol lewat proses tendangan bebas. Theo Walcott yang menjadi penendang melakukan operan matang ke dalam kotak penalti yang disempurnakan J Vestergaard melalui sundulan pada menit 90+2.

Menyikapi hasil imbang setelah unggul 2-0 membuat, Werner kecewa. Dia menilai bahwa timnya terlalu banyak memberikan kesempatan tim lawan untuk menciptakan peluang membuat gol.

“Babak pertama kami bermain sangat baik sampai gol dari Southampton. Ketika Anda mendapatkan gol dua atau tiga menit sebelum paruh waktu, itu bukan situasi yang mudah karena Anda harus memiliki pemikiran yang jelas di babak kedua karena dua gol lebih baik dari satu gol,” mengutip laman Premier League, Minggu (18/10/2020).

Foto/Premier League

“Di babak kedua Southampton memberi banyak tekanan pada kami dan terus menekan kami dengan garis pertahanan tinggi,” tambahnya.

“Saya pikir kami memberi mereka terlalu banyak kesempatan untuk mencetak gol. Kami seharusnya memenangkan pertandingan,” lanjut dio.

“Saya senang dengan gol saya tetapi pada akhirnya saya ingin memenangkan pertandingan. Ini adalah hari dimana saya 50 persen bahagia dan 50 persen tidak,” pungkas Werner.

Alasan Mauricio Pochettino Tolak Man United pada 2016, Bagaimana saat Ini?

MANCHESTER – Nama Mauricio Pochettino kencang dikaitkan dengan Manchester United dalam beberapa hari terakhir. Menurut laporan media-media mainstream Inggris seperti The Sun dan Daily Mail, Pochettino akan menjadi pelatih Man United selanjutnya jika manajemen Setan Merah memutuskan memecat juru taktik mereka saat ini, Ole Gunnar Solskjaer.

Selain Man United, Manchester City juga tertarik menggunakan jasa pelatih asal Argentina tersebut. Manajemen Man City menyiapkan Pochettino sebagai langkah antisipasi jika nantinya pelatih mereka saat ini, Josep Guardiola, enggan memperpanjang kontrak.

Mauricio Pochettino

(Pochettino (kiri), calon kuat pelatih Man United selanjutnya)

Sekadar informasi, kontrak Guardiola bersama Man City berakhir pada 30 Juni 2021. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda pelatih 49 tahun itu akan melanjutkan karier bersama The Citizens –julukan Man City– musim depan.

Namun, pesepakbola legenda asal Skotlandia, Ally McCoist, percaya Pochettino akan memilih Man United ketimbang Man City. Sebab, menangani Man United jauh lebih menantang bagi Pochettino ketimbang membesut Manchester Biru.

“Saya pikir Pochettino akan memilih Man United. Selintas, Man United seperti Tottenham Hotspur (klub Pochettino sebelumnya), yang mana sudah lama gagal memenangkan trofi. Saya pikir, menangani Man United lebih menarik bagi Pochettino,” kata McCoist mengutip dari talkSPORT.

Sebenarnya, ini bukan yang pertama manajemen Man United menawarkan posisi pelatih kepada Pochettino. Sebelumnya pada musim panas 2016 manajemen Setan Merah juga melakukan hal yang sama.

Saat itu setelah memecat Louis van Gaal pada musim panas 2016, manajemen Man United mendekati Pochettino. Namun, pelatih 48 tahun itu menolak tawaran yang diajukan Man United. Apa alasannya?

Menurut jurnalis Daily Record, Duncan Castels, Pochettino menolak tawaran Man United karena takut mengambil risiko. Kala itu, Pochettino terlalu nyaman dengan skuad Tottenham yang sedang ia bangun.

Mauricio Pochettino

“Pochettino saat itu tidak mau mengambil risiko untuk pindah ke Old Trafford. Ditambah lagi, Pochettino merasa takkan mendapat kekuatan untuk mengatur pembelian pemain jika pindah ke Man United,” kata Duncan Castles mengutip dari Daily Express, Jumat (16/10/2020).

Karena itu, menurut jurnalis ESPN Julian Laurens, Pochettino mengajukan dua permintaan jika Man United berniat menjadikannya sebagai pelatih dalam waktu dekat. Pochettino meminta manajemen Man United segera menunjuk direktur olahraga dan membantunya mendatangkan sejumlah pemain incaran di bursa transfer.

“Pochettino meminta jaminan manajemen menunjuk direktur olahraga. Selain itu, Pochettino juga meminta manajemen agar Man United memiliki kekuatan di pasar transfer ketimbang yang sudah mereka berikan kepada pelatih Setan Merah saat ini, Ole Gunnar Solskjaer,” kata Laurens mengutip dari Daily Express.

Diduga Bertengkar dengan Solskjaer, Ini Respons Bruno Fernandes

LISBON – Gelandang Manchester United, Bruno Fernandes, angka bicara soal rumor yang mengatakan dirinya bertengkar dengan sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer. Pesepakbola asal Portugal itu mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Solskjaer sejauh ini.

Sebelumnya, Bruno Fernandes dilaporkan media-media Inggris ngamuk ketika diganti Solskjaer di tengah laga Manchester United vs Tottenham yang digelar di Stadion Old Trafford pada Minggu 4 Oktober 2020 malam WIB. Saat itu, Bruno Fernandes diberitakan berteriak kesal saat diganti Fred.

Manchester United

(Man United kalah 1-6 dari Tottenham)

Bruno Fernandes berteriak dan mengeluarkan kalimat yang mengatakan tidak sepantasnya klub sebesar Man United tertinggal 1-4 dari Tottenham di babak pertama. Setelah dikonfirmasi, eks gelandang Sporting Lisbon itu mengaku sama sekali tidak berkata seperti itu.

Pemain yang telah mengemas dua gol musim ini itu mengaku kecewa diganti Solskjaer di tengah laga Man United vs Tottenham. Namun, ia sama sekali tidak berkata apa-apa saat itu.

“Ada banyak spekulasi tentang itu (rumor pertengkaran dengan Solskjaer). Saya yakin ini adalah cara untuk membuat kelompok kami tidak stabil. Apa yang dikatakan sama sekali tidak benar,” kata Bruno Fernandes mengutip dari Goal International, Kamis (15/10/2020).

“Saya diganti pada babak pertama karena alasan strategi. Pelatih mengatakan kepada kami bahwa pertandingan telah berakhir. Saya mengerti. Meski tidak puas, saya tidak mengatakan apa-apa yang dapat merugikan tim ini,” lanjut Bruno Fernandes.

Baru-baru ini jurnalis Daily Record, Duncan Castles, mengungkap ada keributan antara Bruno Fernandes dan Ole Gunnar Solskjaer. Dalam pengakuan Castles, Bruno Fernandes mendorong manajemen Man United untuk memecat Solskjaer yang tidak becus mengelola tim.

Bruno Fernandes

(Bruno Fernandes disebut dorong Man United pecat Solskjaer)

“Apa yang saya dengar, dan ini datang dari sumber yang sangat dekat dengan pemain. Bruno Fernandes memiliki pendapat yang sama dengan personel senior Man United lainnya (soal pemecatan Solskjaer),” kata Castles mengutip dari Daily Express.

“Bruno Fernandes merasa Solskjaer tidak cukup kuat mengelola skuad. Ia tidak memiliki kemampuan mendorong pemain untuk bangkit ke arah yang seharusnya,” lanjut Castles

Satu hal yang pasti, Solskjaer masih akan memimpin skuad Man United saat bertandang ke markas Newcastle United pada Minggu 18 Oktober 2020 dini hari WIB. Jika Man United kembali kalah di laga ini, masa depan Solskjaer yang jadi taruhannya.

Dibantu Dua Penalti dan Neymar Hattrick, Brasil Hajar Peru 4-2

LIMA – Timnas Brasil menang dengan skor 4-2 saat bertanding melawan Peru dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan (CONMEBOL). Dalam laga ini, Neymar Jr tampil sebagai bintang lantaran mencetak tiga gol alias hattrick.

Jalannya Pertandingan

Tampil sebagai tuan rumah, Peru langsung bermain menyerang begitu pertandingan dimulai. Hasilnya tak percuma karena baru enam menit laga berjalan mereka sudah bisa membuka keunggulan.

Berawal dari upaya Yoshimar Yotun menembus pertahanan Brasil, ia kemudian mengirimkan umpan kepada Jefferson Farfan yang ada di dalam kotak penalti. Akan tetapi, umpan tersebut berhasil diblok oleh bek tim tamu.

Bola rebound kemudian lekas disambut Andre Carrillo dengan sepakan voli. Si kulit bundar meluncur deras ke dalam gawang Brasil yang dijaga Weverton tanpa bisa dihentikan. Peru pun memimpin 1-0.

Peru vs Brasil

Tertinggal satu gol membuat Brasil tersentak dan langsung berupaya keras menyamakan kedudukan. Sebuah peluang emas bagu mereka ciptakan pada menit ke-14. Firmino mencoba menyambut bola yang melintas di depan gawang Peru setelah Richarlison membuka peluang lewat sundulan.

Hanya saja, Pedro Gallese tampil sigap dan menghalau bola tepat sebelum melewati garis gawang. Penyelamatan gemilangnya ini membuat Peru tetap memimpin pertandingan.

Brasil baru bisa menyamakan kedudukan di menit ke-28. Gol tercipta setelah wasit memberikan hadiah penalti kepada Brasil setelah Yotun menjatuhkan Neymar Jr di kotak terlarang dengan menarik baju dari bintang Paris Saint-Germain (PSG) tersebut.

Neymar sendiri yang kemudian maju sebagai eksekutor dengan sempurna melakukan tugasnya dan mengubah papan skor menjadi 1-1. Neymar berhasil memperdaya Gallese yang melompat ke arah yang salah. Skor 1-1 ini bertahan hingga turun minum.

Memasuki paruh kedua, Peru kembali menampilkan permainan menyerang. Kubu tuan rumah pun mendapatkan keunggulannya kembali pada menit ke-59 yang mengubah skor menjadi 2-1.

Berawal dari lemparan ke dalam yang dilakukan pemain Peru. Bola kemudian coba ditembakkan dari luar kotak penalti oleh Renato Tapia. Sial bagi Brasil, bola sepakan Tapia mengenai Rodrigo Caio yang membuatnya berbelok arah. Weverton yang sudah mati langkah tak bisa menyelamatkan bola.

Kendati demikian, Brasil tak membutuhkan waktu lama untuk membuat kedudukan kembali imbang. Pada menit ke-64, Richarlison mencetak gol untuk Tim Samba lewat sontekannya setelah menerima umpan sundulan Roberto Firmino. Skor kini sama kuat 2-2.

Brasil kembali mendapat hadiah penalti di menit ke-83. Saat melancarkan serangan balik cepat, Everton dilanggar di dalam kotak penalti oleh Luis Abram. Neymar yang kembali menjadi eksekutor tanpa kesalahan menjalankan tugasnya dan membuat Brasil menjauh 3-2.

Di pengujung pertandingan, Carlos Zambrano diganjar kartu merah oleh wasit setelah melanggar Richarlison. Bermain dengan 10 orang membuat Peru kian sulit mengejar ketertinggalan. Pada akhirnya, Brasil memenangkan pertandingan ini dengan skor 4-2 setelah di masa injury time Neymar mencetak gol lagi.

Susunan Pemain:

Peru: Pedro Gallese; Luis Advincula, Carlos Zambrano, Luis Abram, Miguel Trauco; Renato Tapia; Andre Carrillo, Pedro Aquino, Yoshimar Yotun, Christopher Gonzalez; Jefferson Farfan.

Cadangan: Carlos Caceda, Jose Carvallo, Aldo Corzo, Anderson Santamaria, Miguel Araujo, Marcos Lopez, Andy Polo, Wilder Cartagena, Sergio Pena, Marco Rodriguez, Matias Succar, Christian Cueva.

Brasil: Weverton; Renan Lodi, Thiago Silva, Marquinhos, Danilo; Philippe Coutinho, Casemiro, Douglas Luiz; Neymar, Roberto Firmino, Richarlison.

Cadangan: Ederson, Aderbar Santos, Alex Telles, Rodrigo Caio, Felipe, Fabinho, Bruno Guimaraes, Matheus Cunha, Everton Ribeiro, Everton, Rodrygo, Gabriel Menino.

Sergino Dest Masih Tak Sangka Jadi Bagian dari Barcelona

BARCELONA – Sergino Dest kembali meluapkan rasa sukacitanya bisa bermain di Barcelona. Kali ini, ia mengaku masih tak menyangka bahwa dirinya sudah menjadi bagian dari klub raksasa asal Spanyol tersebut.

Dest memang telah resmi diboyong Barcelona pada bursa transfer musim panas 2020. Bek kanan berkebangsaan Amerika Serikat itu ditebus Barcelona dari Ajax Amsterdam dengan mahar sebesar 21 juta euro atau sekira Rp366,2 miliar.

Sergino Dest

Meski begitu, Barcelona bisa memberikan kepada Ajax tambahan 5 juta euro (Rp87,2 miliar) lagi sebagai bonus, jika sejumlah hal yang telah disepakati tercapai. Dest sendiri menandatangani kontrak berdurasi lima tahun.

Dest pun mencatatkan namanya sebagai pemain pertama asal Amerika Serikat yang membela tim senior Barcelona. Sekadar diketahui, Dest sebenarnya memiliki darah keturunan Belanda dari sang ibu. Tetapi, pada ulang tahun ke-19, ia memilih berkewarganegaraan Amerika.

Kini, bek berusia 19 tahun itu bahkan sudah menjalani laga debutnya bersama Barcelona. Tepatynya, hal itu terjadi di laga kontra Sevilla dalam gelaran Liga Spanyol 2020-2021. Ia bermain selama 15 menit kala itu dan membantu Barcelona mengakhiri laga dengan skor imbang 1-1.

Mendapati semua hal yang telah dilaluinya bersama Barcelona sejauh ini, Dest sendiri mengaku masih tak menyangka. Ia sendiri menyukai tekanan yang terdapat saat bermain untuk Barcelona. Baginya, tekanan itu sangat positif dalam kemajuan kariernya di dunia sepakbola.

“Beberapa hari pertama, saya tidak terlalu menyadarinya. Tetapi, ketika saya melihat ke belakang, saya hanya seperti, ‘Wow, saya bermain untuk Barcelona!’ Karena semuanya berjalan begitu cepat pada beberapa hari pertama,” ujar Dest, sebagaimana dikutip dari Goal, Selasa (13/10/2020).

Sergino Dest

“Jadi, saat ini saya baru menyadarinya karena saya melihat semua foto itu kembali dan videonya. Itu terasa luar biasa. Ini adalah momen yang emosional bagi saya ketika saya,” lanjutnya.

“Saya tidak merasa tertekan dengan cara yang buruk. Saya merasakan tekanan dengan cara yang baik, jadi itu sangat bagus untuk saya. Saya merasa seperti orang pertama Amerika yang terpilih di Barcelona, ​​jadi saya sangat bangga akan hal itu dan sekarang saya hanya ingin membuat sesuatu yang hebat,” tukas Dest.

Italia Gagal Taklukkan Polandia, Pellegrini: Ini Mengecewakan

GDANSK – Gelandang Tim Nasional (Timnas) Italia, Lorenzo Pellegrini, tak bisa menutupi rasa kecewanya karena gagal menaklukkan Polandia dalam laga lanjutan UEFA Nations League 2020-2021. Melihat timnya berhasil tampil apik, ia menyebut Italia seharusnya memenangi laga itu.

Timnas Italia memang harus puas mengakhiri lawatannya ke Polandia dengan hasil imbang. Bermain di Stadion Energa Gdansk, Senin (12/10/2020) dini hari WIB, kedua tim gagal mencetak satu pun gol. Alhasil, laga berakhir dengan skor kacamata alias 0-0.Laga Polandia vs Italia

Mendapati hasil ini, Pellegrini pun merasa kecewa. Sebab, Gli Azzurri –julukan Timnas Italia– dinilai telah bermain bagus di sepanjang pertandingan tersebut sehingga ada beberapa peluang bagus yang dimiliki.

Sayangnya, peluang itu gagal dimanfaatkan dengan baik oleh armada Mancini. Kondisi inilah yang disayangkan oleh gelandang berusia 24 tahun tersebut hingga membuatnya merasa kecewa.

Akibat hasil ini, Italia hanya bisa mengantongi satu poin tambahan. Meski begitu, Italia masih menempati posisi pertama di klasemen sementara Grup 1 UEFA Nations League 2020-2021 dengan koleksi poin lima angka.

“Kami memainkan permainan yang bagus, tetapi kami harus menyelesaikan lebih baik ketika kami memiliki kesempatan,” ujar Pellegrini, sebagaimana dikutip dari laman resmi UEFA, Senin (12/11/2020).

“Kami kecewa karena kami merasa kehilangan dua poin penting setelah penampilan yang bagus. Kami seharusnya memenangkan pertandingan ini,” lanjutnya.

Laga Polandia vs Italia

Timnas Italia sendiri akan melanjutkan perjalanannya di UEFA Nations League 2020-2021 pada 15 Oktober 2020. Dalam laga tersebut, armada Roberto Mancini akan berhadapan dengan Timnas Belanda.

Pertandingan itu akan digelar di Stadion Gewiss, Bergamo, Italia. Belanda sendiri diketahui juga baru saja menelan hasil imbang di UEFA Nations League musim ini. Berhadapan dengan Bosnia-Herzegovina, Belanda harus puas mengakhiri laga dengan skor 0-0.

Solskjaer Dipecat, Ini Deretan Pemain yang Dibawa Pochettino ke Man United

MANCHESTER – Nama Ole Gunnar Solskjaer santer diperbincangkan dalam beberapa hari terakhir. Menurut laporan media-media Inggris seperti The Sun dan Daily Mail, wakil presiden Manchester United Ed Woodward sudah menghubungi pelatih asal Argentina, Mauricio Pochettino.

Nantinya, Pochettino diproyeksikan sebagai suksesor Ole Gunnar Solskjaer yang posisinya berada di ujung tanduk. Posisi Solskjaer sebagai pelatih Man United dalam ancaman karena hampir dua tahun berada di Old Trafford, pelatih asal Norwegia itu gagal mendongrak prestasi Man United.

Ole Gunnar Solskjaer

(Masa depan Solskjaer dalam ancaman)

Alih-alih meningkat, performa Man United cenderung menurun. Buktinya musim ini, yang mana Manchester Merah hanya mendapatkan tiga angka dari tiga laga awal Liga Inggris 2020-2021!

Karena itu, jika Solskjaer dipecat, nama Pochettino berada di garis terdepan untuk menggantikan juru taktik 47 tahun tersebut. Lantas, akankah Pochettino membawa sejumlah mantan anak asuhnya di Tottenham ke Old Trafford? Jawabannya sangat berpeluang.

Lantas, siapa saja pemain Tottenham yang dibawa Pochettino ke Man United? Saat ini, Man United memilki titik lemah di tiga posisi yakni bek tengah, winger kanan dan penyerang tengah.

Man United membutuhkan tandem sepadan bagi sang kapten Harry Maguire. Karena itu, nama Toby Alderweireld bisa dikedepankan. Bek 31 tahun ini sangat dikagumi Pochettino.

Terbukti Pochettino merupakan sosok yang membawa Toby Alderweireld dari Atletico Madrid pada bursa transfer musim panas 2015. Jika tidak mengalami cedera atau terkena akumulasi kartu, Alderweireld merupakan pemain belakang andalan Pochettino.

Kemudian, bergeser ke posisi winger kanan ada Lucas Moura. Pochettino seperti kembali menghidupkan gairah bermain sepakbola Lucas Moura. Sempat terkatung-katung di PSG, Pochettino membawa Lucas Moura ke White Hart Lane pada musim dingin 2018.

Sempat kesulitan beradaptasi, Lucas Moura menjadi andalan Pochettino per musim 2018-2019. Bahkan winger Brasil itu merupakan sosok utama yang mengantarkan The Lilywhites –julukan Tottenham– ke final Liga Champions 2018-2019.

Lucas Moura

(Lucas Moura (kanan), bisa gabung Man United)

Kemudian bergeser ke penyerang tengah adalah Harry Kane. Pochettino merupakan pelatih pertama yang memberikan kesempatan kepada Harry Kane menjadi ujung tombak Tottenham Hotspur.

Pada Liga Inggris 2014-2015 atau musim pertama Pochettino menangani Tottenham, pelatih asal Argentina itu memberikan kepercayaan kepada Kane untuk menjadi penyerang utama The Lilywhites.

Hasilnya luar biasa. Dari 34 penampilan Liga Inggris 2014-2015, Harry Kane mengoleksi 21 gol! Koleksi 21 gol itu hanya terpaut lima bola dari top skor musim itu yang disabet Sergio Aguero (Manchester City).

Solskjaer Dipecat, Kapan Terakhir Kali Man United Gunakan Pelatih Lokal?

MANCHESTER – Masa depan Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih Manchester United berada di ujung tanduk. Menurut laporan Daily Mail, manajemen Man United sudah menghubungi Mauricio Pochettino untuk menggantikan posisi pelatih asal Norwegia tersebut.

Jika Pochettino yang berpaspor Argentina ditunjuk sebagai pelatih Man United, semakin lama The Red Devils –julukan Man United– tidak ditangani pelatih lokal Inggris. Terakhir kali Man United ditangani pelatih Inggris pada 1986.

Ole Gunnar Solskjaer

(Solskjaer segera dipecat Man United)

Saat itu dari 1981 hingga 1986, tampuk kepelatihan Man United dipegang Ron Atkinson. Selama lima tahun mengabdi di Old Trafford, Ron Atkinson menghadirkan tiga trofi bagi publik Old Trafford. Sebut saja gelar Piala FA 1982-1983, 1984-1985 dan Community Shield 1983.

Lantas kenapa Ron Atkinson kala itu dipecat? Pria yang kini berusia 81 tahun itu gagal mengangkat prestasi Setan Merah di awal musim Liga Inggris 1985-1986. Alhasil, Ron Atkinson dipecat dan posisinya digantikan Sir Alex Ferguson.

Sir Alex Ferguson kemudian meraih kejayaan bersama Man United. Selama hampir 27 tahun (1986-2013) mengabdi bersama Man United, Sir Alex Ferguson menghasilkan 37 trofi bagi publik Stadion Old Trafford.

Dari 37 trofi yang dimenangkan, 13 gelar di antaranya merupakan trofi Liga Inggris. Setelah Sir Alex Ferguson angkat kaki pada 2013, sejumlah pelatih asing bergantian mengisi kursi juru taktik Setan Merah.

Sebut saja David Moyes pada 2013-2014, Ryan Giggs (2014, caretaker), Louis van Gaal (2014-2016), Jose Mourinho (2016-2018) dan kini Ole Gunnar Solskjaer. Nama-nama di atas tidak benar-benar sukses bersama Man United.

Jose Mourinho

(Mourinho bawa Man United juara Liga Eropa 2016-2017)

Prestasi terbaik dicatatkan Jose Mourinho. Selama 2,5 tahun mengabdi di Old Trafford, ia memenangkan tiga gelar yakni Piala Liga Inggris, Liga Eropa dan Community Shield. Jelas, untuk klub sekelas Man United, gelar tersebut tidaklah prestisius.

Lantas, haruskah Man United beralih ke pelatih lokal? Sayangnya, saat ini tidak ada pelatih lokal yang berada di level tertinggi.

Sekalinya ada pelatih bertalenta, sosok itu sedang repot menangani tim nasional. Sosok yang dimaksud adalah juru taktik Tim Nasional Inggris, Gareth Southgate.

Pemain Muda Portugal Ungkap Sensasi Main Bareng Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi

LISBOA – Pemain muda Portugal, Francesco Trincao, mengungkapkan perasaanya setelah mendapat kesempatan bermain dengan dua sosok hebat yakni Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Trincao merasa sangat senang lantaran bisa berada satu tim dengan dua pesepakbola terbaik saat ini.

Winger 20 tahun itu berada satu tim bersama Ronaldo saat memperkuat timnas Portugal di laga persahabatan kontra Spanyol, Kamis (8/10/2020) dini hari tadi. Meski hanya berakhir imbang, Trincao merasa banyak mengambil pelajaran berharga dari seniornya tersebut.

Sementara di sisi lainnya, Trincao sendiri merupakan rekrutan baru Barcelona di bursa transfer musim panas 2020 kemarin. Eks penggawa Braga itu telah bermain sebanyak tiga pertandingan bersama Lionel Messi dan rekan-rekan di ajang Liga Spanyol musim ini.

“Saya sangat bangga bisa bermain dengan mereka (Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi),” ujar Trincao seperti diwartakan TheWorldGame, Kamis (8/10/2020).

Baca juga: Portugal vs Spanyol Imbang, Cristiano Ronaldo Tertangkap Kamera Marah-Marah ke Wasit

“Saya berada satu tim dengan mereka dan tidak mungkin untuk mengatakan siapa yang terbaik,” lanjutnya.

Berbicara mengenai laga Portugal kontra Spanyol dini hari tadi, Trincao mengakui tim lawan memberikan perlawanan cukup ketat sepanjang pertandingan. Spanyol selaku tim tamu memang terlihat berhasil mendominasi jalannya pertandingan denganmelakukan penguasan bola hingga 60 persen lebih.

Meski begitu, kedua tim sama-sama gagal mencetak gol di sepanjang 90 menit pertandingan. Laga persahabatan Portugal vs Spanyol pun berakhir imbang 0-0.

“Pertandingan yang sulit melawan tim yang sangat terorganisir. Sangat bagus untuk memulai dari pertandingan ini melawan tim yang begitu kuat,” ujar Trincao mengenai jalannya pertandingan.

“Saya hanya akan melakukan tugas saya, saya siap bermain, seperti rekan satu tim saya, maka keputusan ada di tangan pelatih,” tandasnya.

Tuchel Sesalkan PSG Tak Rekrut Luis Suarez?

PARIS – Bursa transfer musim panas 2020 telah resmi berakhir. Dalam edisi kali ini, terdapat sejumlah pemain yang menjadi sorotan. Salah satunya adalah bomber Timnas Uruguay, Luis Suarez.

Sebagaimana diketahui, jasa Suarez sudah tidak dibutuhkan lagi di Barca. Maka dari itu, penyerang 33 tahun tersebut memilih meninggalkan Blaugrana. Suarez sempat dikaitkan dengan sejumlah klub, namun pada akhirnya bergabung dengan Atletico Madrid.

Menurut laporan yang dimuat Marca, Rabu (7/10/2020), kepindahan Suarez ke Atletico sangat disesali oleh Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Thomas Tuchel. Sebab, Tuchel menginginkan agar Suarez bergabung ke dalam skuadnya.

Luis Suarez

Di sepanjang bursa transfer musim panas 2020, Tuchel adalah orang yang vokal menyuarakan kritik kepada Dewan Direksi PSG. Pasalnya, di bursa transfer kali ini, Les Parisiens kehilangan sejumlah pemain penting, namun mereka tidak menggantinya dengan pemain baru.

Seperti misalnya Thiago Silva yang masa kontraknya habis musim panas lalu. Begitu pun dengan Edinson Cavani. Menurut Tuchel, PSG sangat membutuhkan pengganti yang sepadan terhadap dua pemain tersebut.

Terlebih karena PSG menargetkan untuk bisa menjuarai Liga Champions musim ini. Tuchel menilai bnahwa dibutuhkan rekrutan yang berkualitas untuk bisa mewujudkan hal tersebut.

Maka dari itu, Tuchel mengharapkan kedatangan Suarez ke dalam timnya untuk menjaga kualitas lini serang Les Parisiens. Namun, karena pada akhirnya Suarez berlabuh ke Atletico, maka PSG pun meminjam penyerang muda Everton, Moise Kean.

“Untuk saat ini kami tidak memiliki kualitas yang sama seperti sebelumnya. Liga Champions? Andai kami tetap seperti ini, dengan skuad yang dipangkas, kami tidak bisa mengharapkan untuk mengejar target yang sama seperti sebelunya, walaupun kami mungkin masih bisa meraih itu,” ujar Tuchel saat bursa transfer musim panas 2020 memasuki hari-hari terakhir, menyadur dari Marca.

Thomas Tuchel

“Secara umum, kami kehilangan terlalu banyak pemain. Sementara itu, tim-tim lain terus memperkuat diri. Kita bisa melihat Liverpool sebagai contoh,” sambung pelatih berkebangsaan Jerman tersebut.

“Benar mereka tidak lolos ke partai final (Liga Champions), namun mereka memboyong Thiago dan pemain dari Wolverhampton (Diogo Jota) untuk memperkuat skuat mereka. Kemudian Manchester City yang mendatangkan dua bek dan juga (Ferran) Torres dari Valencia. Atletico sekarang memiliki Luis Suarez,” tukas Tuchel.