MANCHESTER – Merebaknya virus corona telah memberi dampak besar terhadap dunia olahraga, termasuk kepada klub-klub sepakbola. Hal tersebut pun turut dirasakan oleh klub elite Inggris, Manchester United. Utang mereka dikabarkan melonjak selama pandemi Covid-19 merebak.
Sebagaimana diwartakan Daily Mail, Jumat (22/5/2020), Man United baru-baru ini melaporkan jumlah utang mereka. Dalam data terbaru, klub asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu terlihat mengalami lonjakan utang dari 127,4 juta poundsterling (atau sekira Rp2,2 triliun) kini menjadi 429 juta poundsterling (atau sekira Rp7,7 triliun).
Hal ini terjadi sebagai dampak dari merebaknya virus corona. Sebab, selama virus tersebut merebak di sejumlah negara, klub-klub sepakbola, termasuk Man United mengalami kemerosotan dalam hal pendapatan.
Mulai dari pendapatan penyiaran hingga ritel klub mengalami penurunan lebih dari 30 juta poundsterling dalam tiga bulan pertama pada 2020. Pendapatan penyiaran turun lebih dari 50 persen pada kuartal sebelumnya mencapai 27,7 juta poundsterling (atau sekira Rp500 miliar).
Pendapatan matchday turun 2,6 juta poundsterling (atau sekira Rp46 miliar) karena pertandingan kandang Man United yang tersisa di Liga Inggris dan Liga Eropa ditunda. Terakhir, pendapat ritel juga turun 1,1 juta poundsterling (atau sekira Rp19 miliar) karena penutupan megastore klub. Tetapi, ada peningkatan kecil dalam pendapatan komersial dan sponsor.
Jumlah utang Man United menunjukkan peningkatan sebesar 42 persen dalam beberapa bulan terakhir. Pihak Man United sendiri telah memperkirakan bahwa pendapatan mereka akan mencapai 560 juta hingga 580 juta poundsterling pada tahun ini mengingat kondisi yang masih belum pasti akibat merebaknya virus crona.
Wakil Ketua Eksekutif Man United, Ed Woodward, pun mulai bersiap untuk menghadapi dampak yang lebih besar dari krisis Covid-19. Ia bahkan memperingatkan bahwa hasil untuk dua kuartal berikutnya bisa lebih buruk.
“Hasil kuartal ketiga kami yang diterbitkan hari ini mencerminkan dampak parsial pandemi terhadap klub, sementara dampak yang lebih besar akan berada di kuartal saat ini dan kemungkinan akan berlanjut,” ujar Woodward, sebagaimana dikutip dari Daily Mail, Jumat (22/5/2020).