Anak asuh Erik ten Hag meraih banyak simpati dari pecinta sepakbola sejagat usai menyingkirkan dua klub besar secara heroik di fase gugur Liga Champions 2018-2019. Real Madrid (babak 16 besar) dan Juventus (Perempatfinal) dibuat tak berdaya oleh Ajax Amsterdam.
Namun, langkah mereka harus terhenti di semifinal oleh Tottenham Hotspur. Matthijs de Ligt mengakui kegagalan tersebut sangat menyakitkan. Akan tetapi, pemain berusia 19 tahun itu cukup senang melihat banyaknya dukungan kepada Ajax Amsterdam.
“Rasanya seperti tanah menghilang di bawah kaki kami. Kami sudah sangat dekat. Betapa pun sakitnya, kami melewati perjalanan yang fantastis. Wasit bilang hanya ada satu menit lagi, dan kami berpikir bisa melakukannya. Pertandingan berlangsung lima detik lebih lama,” ujar Matthijs de Ligt, mengutip dari laman resmi UEFA, Kamis (9/5/2019).
“Sangat hebat rasanya melihat banyaknya dukungan dari penggemar hingga membuat kami tersadar betapa berartinya perjalanan ini buat mereka,” imbuh pria asal Leiderdrop tersebut.
Seiring dengan kegagalan tersebut, mimpi Ajax Amsterdam untuk mengakhiri musim dengan tiga trofi kandas. Namun, Matthijs de Ligt dan kawan-kawan masih bisa menyandang status double winners jika sukses menjadi kampiun di Liga Belanda usai memenangi Piala KNVB 2018-2019 pekan lalu.