JAKARTA – Pada 8 April 2020, Futsal Law of The Game yang saat ini kita kenal sebagai Futsal LOTG 2020/2021 telah ditetapkan. Pembaharuan aturan ini ditetapkan oleh Dewan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Komite Wasit FIFA juga telah menyetujui diterbitkannya pembaharuan ini.
FIFA juga memutuskan pembaharuan baru ini mulai diberlakukan pada 1 Juni 2020 di seluruh kompetisi atau pertandingan persahabatan di dunia yang berada di bawah naungan FIFA sebagai Induk Organisasi Sepakbola seluruh Dunia.
Walau begitu, FIFA tetap memperbolehkan kompetisi-kompetisi yang sedang berjalan di seluruh dunia untuk tetap menggunakan LOTG sebelumnya yaitu FIFA Futsal LOTG 2014/2015 bilamana Kompetisi tersebut dimulai sebelum FIFA Futsal LOTG 2020/2021 ini diterbitkan.
Di Indonesia, Federasi Futsal Indonesia (FFI) menyambut antusias dengan adanya pembaharuan dari peraturan futsal tersebut. Program Penyegaran atau biasa disebut Refreshment tentang pembahasan Amandemen langsung digagas melalui official letter FFI. Surat resmi tersebut memberitahukan kepada seluruh stakeholder futsal, yakni AFP, wasit, dan pelatih di tanah air mengenai ketentuan – ketentuan umum.
FIFA Futsal LOTG 2020/2021 terdiri dari 1 Notes dan 17 Peraturan yang mengatur permainan Olahraga Futsal itu sendiri, dan juga memperbarui peraturan – peraturan yang sebelumnya pernah dimuat pada FIFA Futsal LOTG 2014/2015.
FIFA Futsal Referee Wahyu Wicaksono mengungkapkan apresiasinya atas amandemen LOTG 2020/2021. Dengan pembaharuan aturan ini, maka wasit akan semakin mudah memimpin jalannya pertandingan.
“Karena LOTG yang baru memang dibuat untuk mempermudah wasit dalam memimpin suatu pertandingan,” jelas Wahyu.
Paling tidak ada tiga catatan dari Wahyu mengenai peraturan baru ini. Pertama tentang gawang, ketika gawang bergeser dan itu dilakukan oleh pemain bertahan maka gol tetap disahkan.
Kedua, pada akhir pertandingan, di pasal 7 tentang waktu pertandingan, akhir waktu pertandingan sudah tidak lagi menunggu. Tetapi jika sudah selesai, maka sudah selesai. Jadi mempermudah dalam wasit menyelesaikan pertandingan
Ketiga, terkait dogso atau pelanggaran menggagalkan gol atau peluang jelas mencetak gol . Saat ini, pelanggaran dogso ditambah satu kriteria dengan tambahan apakah gawangnya dijaga atau tidak oleh kiper. Dengan demikian, pemberian kartu merah untuk pelanggaran dogso lebih bisa diminimalisir, untuk tetap menjaga marwah pertandingan yang seimbang.
“Yang pasti permainan akan semakin fair, semakin mudah dan semakin enak untuk di lihat, dan menjadikan futsal lebih menghibur,” jelas dia.
FIFA Futuro 3 (Match Commissioner) Instructor Mochamad Achwani berpendapat, amandemen ini dilakukan untuk menjawab perkembangan pesat permainan futsal dan mendorong futsal usia dini dan usia muda supaya lebih berkembang lagi. Amandemen ini berusaha untuk menyederhanakan permainan dan banyak membawa aspek dari peraturan futsal sejalan dengan sepakbola.
“Fokus amandemen ada pada keadilan, integritas, rasa hormat, keselamatan, kesenangan para peserta,” sebut Mochamad.
Menurutnya, peraturan yang baru ini berubah signifikan dibanding dengan yang sebelumnya, karena futsal harus lebih menyenangkan banyak pihak yang ingin mengambil bagian dan menikmati keterlibatan mereka dalam futsal. Oleh karena itu, peraturan permainan dibuat untuk membuat pertandingan seaman mungkin, mengharuskan pemain menunjukan rasa hormat kepada lawan mereka.
“Wasit harus menciptakan lingkungan yang aman dan menangani secara kuat terhadap pemain yang bermain agresif dan membahayakan,” jelas dia.
Menurut dia, amandemen ini akan sangat mendukung perkembangan permainan futsal ke depan, termasuk bagaimana penggunaan teknologi dapat menguntungkan permainan futsal.
Dia juga menyoroti bagian penutup dari notes Futsal Laws of the Game, yaitu peraturan permainan futsal tidak akan dapat menangani setiap situasi pertandingan, atau tidak ada ketentuan langsung atas semua hal yang terjadi di lapangan.
“Oleh karena itu FIFA mengharapkan wasit untuk dapat membuat keputusan di dalam semangat permainan dengan menggunakan pemahaman futsal. Yang kemudian akan menimbulkan pertanyaan, ‘apa akan menjadi kepentingan terbaik futsal?’” tutupnya.