LIVERPOOL – Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, menyebut keberhasilan The Reds –julukan Liverpool– dalam dua musim terakhir karena kerja keras banyak orang. Klopp tidak setuju dengan pendapat orang-orang yang menyebut, Liverpool sukses karena dirinya seorang.
Klopp memulai kariernya di Liverpool pada 8 Oktober 2015. Ia datang sebagai pengganti dari Brendan Rodgers. Klopp berjasa besar dalam membangun filosofi permainan The Reds –julukan Liverpool.
Namun, awal perjalanan Klopp bersama Liverpool tidaklah mudah. Klopp gagal membawa Liverpool meraih trofi pada tahun pertamanya meski tampil di final Piala Liga Inggris dan Liga Eropa 2015-2016.
Klopp baru berhasil memberikan trofi pertama untuk Liverpool pada akhir musim 2018-2019 dengan membawa The Reds menjuarai Liga Champions. Trofi Liga Champions adalah permulaan bagi Liverpool. The Reds meraih prestasi lain setelahnya, yakni menjuarai Piala Super Eropa 2019, Piala Dunia Klub 2019, dan Liga Inggris 2019-2020.
Trofi Liga Inggris membuat Klopp dianugerahi penghargaan Manajer Terbaik Liga Inggris 2019-2020. Akan tetapi, Klopp tidak mau dianggap seorang diri membawa Liverpool sukses seperti sekarang.
Juru taktik berumur 53 tahun itu menyatakan dirinya dibantu banyak pihak untuk membangun Liverpool. Menurut Klopp, Liverpool sukses karena setiap orang memberikan yang terbaik dalam bidangnya masing-masing.
“Belum lama ini Klopp tidak bisa memenangkan final dan tentu saja Liga Inggris dalam hidup ini. Sekarang semuanya dibahas dan dipersepsikan berbeda. Tentu saja, Anda lebih suka menjadi populer daripada tidak populer. Lebih baik langsing daripada gemuk. Menang juga lebih bagus daripada kalah,” kata Klopp, menyadur dari Sportskeeda, Rabu (23/9/2020).
“Saya sekarang adalah pelatih yang lebih baik daripada sepuluh tahun lalu. Keseluruhan paket Klopp lebih koheren, lebih kompleks,” tuturnya.
BACA JUGA: Tinggalkan PSG, Mbappe Bakal Merapat ke Liverpool
“Dalam pekerjaan saya di Inggris, penting untuk menemukan yang terbaik dan paling termotivasi di semua bidang dan merekrut mereka. Itu adalah seni dan tantangan terbesar,” ucap mantan juru taktik Borussia Dortmund itu.
“Pemain, pelatih, fisioterapis, pemijat, dokter, analis video, penasihat nutrisi, komunikasi, di bidang apa pun. Kami ditempatkan secara sensasional di Liverpool. Saya mempercayai karyawan saya 100 persen. Liverpool bukan pertunjukan satu orang,” ujarnya.