JOHAN Cruyff memulai karier profesionalnya sebagai pemain Ajax Amsterdam pada 1964-1965. Jauh sebelum itu, Cruyff sudah menjadi bagian akademi Ajax sejak 1959. Cruyff pun mengembangkan bakatnya di akademi Ajax untuk selanjutnya menjadi legenda sepakbola dunia.
Cruyff membuat debut untuk Ajax pada musim 1964-1965 saat Die Amsterdammers –julukan Ajax– menghadapi GVAV. Cruyff bahkan langsung mencetak gol, tetapi sayangnya Ajax kalah 1-3 dari GVAV. Meski kalah saat melakoni debutnya tetapi Cruyff sudah memberikan kesan positif. Setelah itu banyak hasil negatif yang ditorehkan Ajax sehingga didatangkan juru taktik baru pada pertengahan musim yakni Rinus Michels.
Secara keseluruhan Cruyff akhirnya mencatatkan empat gol dalam 10 laga yang ia lakoni di musim tersebut. Patut disayangkan, Ajax finis di posisi 13 yang merupakan salah satu prestasi terburuk Die Amsterdammers di Liga Belanda. Catatan buruk yang diukir Ajax nyatanya pada musim debutnya tak membuat Cruyff berputus asa melainkan sebaliknya hal itu jadi pecutan untuk jadi lebih baik lagi.
Cruyff menjelma menjadi poros permainan Michels ketika menukangi Ajax dalam taktik permainan Total Football yang diterapkannya. Sebagai tambahan informasi, Michels adalah sosok yang memperkenalkan taktik permainan Total Football untuk pertama kalinya.
Cruyff pun membawa Ajax bangkit untuk meraih gelar juara Liga Belanda pada tiga musim berikutnya ditambah satu trofi Piala Belanda. Dalam kurun waktu itu, Cruyff menunjukkan performa paling mentereng pada musim 1966-1967 karena mampu membuat total 41 gol di semua kompetisi yang Ajax ikuti. Di antara 41 gol itu 33 di antaranya dibuat Cruyff di Liga Belanda sehingga berhak menyabet predikat top skor. Pada musim itu pula Ajax meraih double winner dengan mengawinkan trofi Liga Belanda dengan Piala Belanda.
Kemudian Cruyff membawa Ajax untuk mendominasi Liga Belanda dengan meraih lima trofi berikutnya. Dominasi di kompetisi domestik berbuah pula kejayaan di Liga Champions. Cruyff membawa Ajax menjuarai Liga Champions dalam tiga musim beruntun dari 1970-1973. Kesuksesan itu membuat Ajax berhak menerima badge of honour sebagai tanda merupakan salah satu tim tersukses di Liga Champions.
Musim 1972-1973 jadi terakhir kali Cruyff mengenakan seragam Ajax karena setelahnya ia pindah ke Barcelona. Cruyff kembali bekerja sama dengan Michels di Barcelona yang lebih dulu jadi bagian tim Catalonia itu pada musim panas 1971. Michel meninggalkan Ajax pada musim panas 1971 untuk menjadi juru taktik Barcelona.
Keberadaan Michels dan Cruyff membuat Barcelona akhirnya memainkan Total Football juga di musim 1973-1974. Pada musim perdana Cruyff itu Barcelona akhirnya mampu menjuarai Liga Spanyol setelah absen selama 13 tahun. Semusim berselang kebersamaan Cruyff dengan Michels berakhir karena sang pelatih memutuskan untuk kembali ke Ajax.
Cruyff baru meninggalkan Barcelona usai meraih trofi Copa Del Rey pada musim 1977-1978 untuk berpetualang ke beberapa klub seperti Los Angeles Aztecs, Washington Diplomats, Levante. Setelah itu Cruyff akhirnya pulang ke Ajax tepatnya pada bursa transfer musim dingin 1981.
Cruyff kemudian berseragam Ajax kembali hingga akhir musim 1982-1983. Dalam reuni singkat itu, Cruyff mampu memberikan tiga trofi untuk Ajax. Cruyff kemudian secara mengejutkan gabung dengan rival Ajax, Feyenoord, pada bursa transfer musim panas 1983.
Meski membela rival klub masa kecilnya, tetapi Cruyff tetap tampil maksimal dengan menorehkan 11 gol pada musim 1983-1984. Kerja keras Cruyff mampu membawa Feyenoord meraih double winner dengan menjuarai Liga Belanda dan Piala Belanda pada musim tersebut.
Pada akhir musim 1983-1984 akhirnya Cruyff memutuskan untuk gantung sepatu di usia 37 tahun. Pria berpaspor Belanda itu secara keseluruhan telah mengoleksi 24 trofi yang 18 di antaranya diraih dalam balutan seragam Ajax sementara sisanya ia rengkuh saat membela Barcelona (dua) dan Feyenoord (dua). Menilik catatan itu maka gelar legenda sepakbola dunia pun pantas disematkan kepada Cruyff.
Setelah pensiun sebagai pemain, Cruyff pun memulai karier sebagai juru taktik. Perjalanan Cruyff sebagai juru taktik tak kalah mentereng dengan koleksi 14 trofi mayor yang diraih bersama Barcelona dan Ajax. Prestasi sebagai pemain dan pelatih membuat nama Cruyff abadi di dunia sepakbola hingga saat ini meski ia sudah berpulang pada 24 Maret 2016 dalam usia 68 tahun karena sakit kanker paru-paru.